Menantikan KedatanganNya

Ibadah GKJ Karanganyar – Minggu, 22 November 2020

Matius 25:31-46

Ini bagian dari khotbah Tuhan Yesus mengenai bagaimana hidup orang percaya dalam menyambut kedatangan-Nya yang kedua. Dasar pemikirannya: waktu kedatangan-Nya tidak terduga (seperti pencuri)–“You also must be ready” (Mat 24:44).

Bentuk kesiapan orang percaya dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua:
1. Setia melakukan tugas pelayanan/panggilan–kedapatan sedang melakukan tugasnya (Mat 24:46).
2. Tekun dan menyiapkan diri untuk penantian yang panjang–komitmen seumur hidup, tidak hanya sesaat/jangka pendek saja (Mat 25:1-13).
3. Rajin bekerja menggunakan talenta untuk “keuntungan” Sang Tuan (Mat 25:14-30).
4. Tekun melakukan kebaikan/kemurahan kepada orang-orang yang memerlukan, tak berdaya, kepepet keadaan (Mat 25:31-46).

Dari semua perbuatan yang dianggap sebagai perbuatan yang benar, Tuhan Yesus secara khusus menunjuk perbuatan kemurahan/kebaikan kepada orang-orang yang lemah/tak berdaya. Bahkan, Tuhan secara tegas mengatakan bahwa: “segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:40).

Ada beberapa jenis orang tak berdaya yang disebutkan oleh Tuhan Yesus: orang lapar, orang haus, orang telanjang, orang asing, orang sakit, orang terpenjara. Perbuatan yang disebutkan Tuhan: memberi makan, memberi minum, memberi tumpangan, memberi pakaian, melawat, dan mengunjungi–bukan hanya memikirkan, mendoakan, membicarakan, tetapi melakukan sesuatu bagi mereka.

Orang-orang yang melakukan itu semua, disebut sebagai orang-orang benar–direpresentasikan sebagai domba. Ketika Tuhan Yesus datang yang kedua, Ia akan duduk di takhta dan menghakimi semua orang. Orang benar–yang melakukan kemurahan–mendapat pujian dan warisan dalam Kerajaan Tuhan. Sedangkan orang fasik–yang tidak melakukan kemurahan–mendapat hukuman dan dibuang dalam api kekal bersama iblis dan para malaikatnya.

Penerapan:
1. Bersyukur kepada Tuhan untuk hati yang mudah digerakkan belas kasihan untuk membantu orang lain. Bersyukur untuk kesempatan melakukan kemurahan kepada orang lain di saat mereka paling membutuhkan.
2. Mengatur keuangan sedemikiran rupa sehingga ada persediaan untuk bisa memberi orang lain pada saat diperlukan: (a) tidak boros supaya bisa lebih banyak menyimpan, untuk memberi orang lain; (b) memberikan hak/kebutuhan sendiri untuk orang lain.

Views: 8

This entry was posted in Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *