Ibadah Yang Tidak Sembrono

Imamat 6:8-7:21

Harun dan anak-anaknya, para imam Israel, harus menjaga agar api mezbah tidak pernah padam: “Api yang diatas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala”. Tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah dan mengatur korban bakaran di atasnya. Dan korban bakaran itu harus terus tinggal di atas perapian semalam-malaman sampai pagi. Pagi hari, imam mengangkat abu dari korban bakaran, dan mengganti dengan korban bakaran yang baru.

Korban bakaran adalah representasi usaha umat Tuhan untuk menghadap ke hadirat Tuhan. Korban bakaran harus dibakar habis semuanya–kecuali kulitnya–tidak ada bagian yang diberikan kepada imam, atau bagian yang dinikmati oleh umat Tuhan. Semuanya dibakar di hadapan Tuhan.

Untuk korban-korban yang lain, ada bagian yang diberikan kepada imam. Korban sajian berupa produk dari tepung, diberikan kepada Harun dan anak-anaknya. Untuk korban penghapus dosa, ada bagian diberikan untuk imam yang melayani. Untuk korban penebus salah, semua imam mendapat bagian. Untuk korban keselamatan, ada bagian untuk imam dan ada bagian untuk umat Tuhan yang mempersembahkan.

Aturan untuk mengkonsumsi daging korban: ada yang harus dimakan pada hari di mana korban itu dipersembahkan, ada yang bisa dimakan sampai hari ke-2. Setelah masuk hari ke-3, daging korban yang masih sisa harus dibakar sampai habis. untuk memakan daging korban, umat Tuhan tidak boleh dalam keadaan najis.

Beribadah kepada Tuhan tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Saya harus memastikan bahwa saya dalam keadaan “layak” untuk menghadap dan beribadah kepada Tuhan. Ibadah kepada Tuhan harus saya lakukan dengan “penampilan” dan usaha yang terbaik. Karena ibadah kepada Tuhan adalah perkara yang terpenting di dalam hidup saya.

 

Views: 7

This entry was posted in Imamat, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *