Yohanes 11:46-57
Ada orang yang pergi kepada orang Farisi dan menceritakan apa yang dilakukan Yesus di Betania. Mujizat terbesar (selain kebangkitan-Nya sendiri) yang dilakukan Yesus menimbulkan krisis di antara elit agama, sehingga mereka mengadakan sidang Mahkamah Agama. Sidang itu merupakan titik tolak penting bagi penggenapan rencana Tuhan untuk menyelamatkan manusia.
Dalam sidang itu, terungkap ketakutan mereka kalau semua orang percaya kepada Yesus sebagai Mesias, maka orang Roma akan datang karena dianggap telah terjadi pemberontakan–dan mereka akan merampas tempat suci dan bangsa Yahudi. Imam Besar Kayafas menyatakan: lebih baik satu orang mati daripada seluruh bangsa Yahudi binasa. Sejak itu, mereka bersepakat untuk membunuh Yesus.
Imam Besar Kayafas tidak sadar bahwa apa yang diucapkannya itu memang kehendak Tuhan: bahwa Yesus harus mati agar semua bangsa tidak binasa. Pikiran para elit agama Yahudi itu hanya mempertimbangkan faktor politik, survival agama dan bangsa mereka, tercampur dengan iri kepada pengaruh Yesus yang makin besar. Tidak ada pemikiran tentang Yesus sebagai Mesias yang harus menjadi korban penebusan dosa. Tetapi, pikiran mereka sejalan dengan rencana Tuhan.
“Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.” (Amsal 21:1). Tuhan memasukkan rencana-Nya, menanamkan benih pikiran-Nya ke dalam pikiran para pemimpin–yang ketika berpikir, sama sekali tidak mengingat Tuhan. Karena Tuhanlah Raja dan Penguasa yang sejati. Tuhan berdaulat sebagai Penguasa satu-satunya. Raja di atas segala Raja, Tuan di atas segala Tuan.
Ketimbang menggerutu, mengeluh atau memprotes, mendingan datanglah kepada Tuhan agar Ia campur tangan mengubah keputusan atau aturan atau keadaan yang tidak benar. Ketimbang menggosipkan, mencemooh, atau marah kepada para pemimpin, mendingan doakan agar Tuhan yang bekerja mengendalikan mereka.
Views: 7