Bukan Sekedar Properti

Bilangan 36:1-13

Tuhan menunjukkan bahwa tanah warisan yang diberikan oleh Tuhan itu tidak sekedar masalah properti, tetapi menjadi simbol perjanjian antara Tuhan dengan setiap suku Israel. Tanah Perjanjian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari janji Tuhan kepada Abraham. Umat Tuhan harus memiliki cara pandang yang sama: itu bukan hanya masalah aset atau hak milik. tetapi itu adalah wujud yang nyata dari perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya.

Keluarga Gilead datang membawa kekuatiran mereka kalau-kalau tanah warisan mereka akan pindah ke suku lain karena pernikahan anak perempuan Zelafehad dengan laki-laki suku lain, mengingat kepemilikan tanah itu atas nama laki-laki kepala keluarga. Padahal, Tuhan menetapkan bahwa tiap-tiap suku sudah mendapat bagian masing-masing.

Atas perintah Tuhan, Musa memberikan aturan kepada seluruh Israel: anak perempuan Zelafehad tidak boleh menikah dengan laki-laki dari suku lain. Tanah warisan tidak boleh pindah ke suku lain, setiap orang Israel harus mempertahankan tanah warisan sukunya. Kasus khusus anak-anak perempuan Zelafehad ini menjadi dasar bagi aturan yang berlaku umum untuk seluruh Israel.

Kalau tanah warisan bagi Israel itu menggambarkan panggilan Tuhan atas orang percaya (Efesus 2:10), maka saya harus memiliki cara pandang yang benar–panggilan saya tidak sekedar pekerjaan atau profesi atau aktivitas, tetapi itu merupakan wujud perjanjian antara Tuhan dengan saya. Itu adalah pemberian yang harus saya junjung tinggi, saya perjuangkan, saya kerjakan dengan sungguh-sungguh. Ketika saya menghidupi panggilan itu, saya sedang melakukan perjanjian dengan Tuhan–maka pasti Tuhan akan memberkati.

Perhatikan bagaimana Tuhan menyatakan kehendak-Nya dan pemecahan atas persoalan yang mucul menyangkut tanah warisan bagi umat Tuhan. Ketika ada persoalan, Tuhan tidak mengabaikan, tetapi Tuhan memberikan solusi dan jalan keluar sehingga perjanjian-Nya yang direpresentasikan dalam kepemilikan tanah warisan itu tetap terjaga. Tuhan memberikan jalan keluar ketika umat-Nya berusaha setia untuk menjunjung tinggi dan menjaga perjanjian dengan-Nya.

Views: 11

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *