Waktu yang Terhilang

Bilangan 33:1-56

Ada waktu yang panjang di dalam hidup umat Tuhan yang tidak dicatat dalam kitab Tuhan, karena seolah waktu itu dianggap tidak pernah ada! Yaitu waktu ketika umat Tuhan hidup dalam hukuman akibat pemberontakan mereka–waktu di mana Tuhan sedang menghajar dan mendisiplin mereka karena dosa mereka.

Tuhan memerintahkan Musa mencatat setiap tahap perjalanan Israel sejak dari Mesir, sampai 40 tahun kemudian, di lembah Moab, di sebelah timur Yordan, siap untuk menyeberang ke Tanah Perjanjian. Yang menarik, dalam catatan ini tidak disebutkan pemberontakan Israel di Kadesh-Barnea. Dan tiba-tiba saja, catatannya melompat dari Kadesh langsung ke Gunung Hor di mana Harun berpulang–melompat 38 tahun.

Seolah-olah, 38 tahun pengembaraan itu tidak diperhitungkan sama sekali; tidak dicatat sama sekali; tidak ada peristiwa penting sama sekali. Seolah coba untuk dilupakan. Dan menjadi tidak berarti ketika disandingkan dengan peristiwa-peristiwa besar di mana Tuhan bekerja atas umat-Nya. Semua kesukaran dan kedukaan dan kepahitan itu seakan hilang sama sekali. Digantikan dengan pengharapan dan sukacita karena Tuhan setia memegang dan menepati janji-Nya!

Setelah selesai menulis tentang kematian Harun. Musa kembali mencatat tahap demi tahap setiap rute yang dilalui Israel. Hingga sampailah mereka di dataran Moab, sebelah timur Yordan, di seberang kota Yeriko–kota pertama yang akan diserahkan oleh Tuhan secara ajaib kepada umat-Nya. Seolah-olah, pengembaraan 30 tahun di padang gurun itu hanya diperlakukan sebagai satu tahap saja! Satu titik saja, padahal 38 tahun!

Di dataran Moab itu, Tuhan memberi peringatan kepada Israel:
(1) Ketika mereka nanti sudah menghalau semua bangsa Kanaan, Israel harus menghancurkan semua patung, berhala, dan semua tempat-tempat pemujaan.
(2) Israel harus mengambil tanah itu dan tinggal di sana, sebab Tuhan sudah memberikan tanah itu kepada mereka.
(3) Setiap orang harus menerima bagian yang ditetapkan Tuhan untuknya. Tuhan memberi secara adil, kelompok yang besar akan mendapat bagian yang besar, kelompok yang kecil mendapat bagian yang lebih kecil.
(4) Kalau sampai Israel tidak menghalau bangsa-bangsa asli, mereka akan menjadi duri dalam daging, dan menjadi sumber masalah bagi hidup Israel di tanah perjanjian. Dan Tuhan justru akan menimpakan kepada Israel apa yang Ia rencanakan untuk bangsa-bangsa itu.

Views: 10

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *