Siapakah Tuhan Bagimu?

Bilangan 22:1-41

Siapakah Tuhan bagi seseorang? Orang bisa tahu tentang Tuhan tanpa percaya kepada-Nya. Tuhan bisa menyatakan diri kepada orang yang tidak percaya, tetapi tidak otomatis orang itu menyerahkan hidup kepada Tuhan. Tuhan bisa ditempatkan sebagai salah satu dari berbagai alternatif sumber pertolongan seseorang. Dalam posisi seperti itu, orang akan membuat transaksi dengan Tuhan supaya mendapat pertolongan. Dan orang itu juga akan membuat transaksi dengan illah/dewa/sumber lain untuk mendapatkan bantuan.

Tetapi, bukan relasi semacam itu yang diinginkan Tuhan. Tuhan memanggil Abraham, memilih Israel, dan akhirnya memberikan Anak-Nya yang tunggal, agar orang menyerahkan diri total kepada-Nya, menjadi umat-Nya, menjadi anggota keluarga-Nya, menjadi warga Kerajaan-Nya. “Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.” (Keluaran 6:6). Relasi yang Tuhan inginkan adalah: seseorang mengalami Tuhan sebagai satu-satunya sumber hidup, dan menjalani kehidupan yang mengikuti pola tatanan yang ditetapkan Tuhan di dalam firman-Nya.

Orang Moab melihat apa yang sudah dilakukan Israel kepada orang Amori, maka sangat gentarlah mereka: “And Moab was terrified at the people and full of dread, because they were many. Moab was distressed and overcome with fear because of the Israelites.” (22:3b – Amp.). Ironis sekali: 38 tahun sebelumnya, Israel gentar melihat bangsa-bangsa penghuni Kanaan, dan berpikir bahwa mereka tidak akan sanggup untuk merebut tanah perjanjian itu. Kalau saja mereka tahu kegentaran macam apa yang akan dialami orang Kanaan terhadap mereka. kalau saja saat itu iman mereka tidak goyah.

Balak minta Bileam mengutuki Israel, sebab selama ini Bileam sudah menunjukkan punya kekuatan untuk mengutuki atau memberkati orang. Tetapi Tuhan melarang Bileam untuk pergi. Mengapa Tuhan berkomunikasi dengan Bileam? Tuhan bisa menyatakan diri kepada siapapun. Tuhan bicara kepada Firaun dan kepada Nebukadnezar, tetapi bukan berarti mereka percaya dan beriman kepada Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan. Tuhan bisa ditempatkan sebagai salah satu dari dewa/illah yang ada. Tuhan dipandang sebagai illah-dewa orang Israel.

Dalam perjalanan menemui Balak, Tuhan berbicara kepada Bileam melalui keledai yang ditungganginya. Tuhan bicara melalui mimpi, Tuhan bicara melalui keledai, Tuhan bicara melalui penampakan malaikat, dan nantinya Tuhan bicara melalui mulut Bileam–yang diambil alih oleh Tuhan untuk mengucapkan berkat bagi umat Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Tuhan bisa menyatakan kehendak-Nya melalui berbagai macam cara, bahkan kepada orang yang tidak menyembah Tuhan.

Bileam adalah kasus yang unik: dia mengenal/mengetahui Tuhan, Allah Israel. Tuhan menyatakan diri kepada Bileam. Tetapi Bileam tidak percaya dalam arti beriman dan menyerahkan hidup untuk menyembah Tuhan dan menjadi umat Tuhan. Hubungan Bileam dengan Tuhan adalah hubungan transaksional, sebagaimana hubungannya dengan illah/dewa yang lain. Tuhan adalah salah satu dari sumber kekuatan yang bisa diakses dan dimintai bantuan.

Tuhan menginginkan relasi yang lebih dalam daripada relasi transaksional semacam itu. Tuhan menginginkan seseorang menjadi milik-Nya, menjadi umat-Nya. Ekslusif, hanya kepada Tuhan sebagai satu-satunya sumber kehidupan. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri … kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.” (1 Petrus 2:9,10).

Views: 7

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *