Tuhan Mencatat Persembahanmu!

Bilangan 7:1-89

Pada waktu Kemah Suci selesai didirikan, 12 kepala suku Israel datang membawa persembahan: kereta dan lembu. Persembahan itu diberikan kepada bani Gerson dan Itamar untuk mengangkut semua bagian Kemah Suci. Bani kehati didak diberi karena mereka harus memikul perabotan Kemah Suci di bahu mereka. Selain itu, 12 kepala suku Israel juga memberikan persembahan pentahbisan mezbah, selama 12 hari berturut-turut sesuai perintah Tuhan.

Ada dua macam persembahan: (1) persembahan pentahbisan mezbah yang diperintahkan oleh Tuhan, di mana isi persembahannya seragam untuk tiap-tiap suku Israel (hewan korban, tepung, ukupan, pinggan dan bokor perak, dan cawan emas); (2) persembahan sukarela, tidak diperintahkan oleh Tuhan, berupa 6 kereta dan 12 lembu. Persembahan ini terkesan merupakan respons kepada kebutuhan alat transportasi untuk mengangkut Kemah Suci.

Musa melakukan distribusi persembahan sukarela itu menurut perintah Tuhan: sesuai dengan keperluan masing-masing orang Lewi untuk melayani. Sehingga ada yang mendapat 4 kereta, ada yang 2 kereta, dan ada yang tidak diberi kereta, karena memang tidak memerlukannya. Sedangkan untuk persembahan pentahbisan, semuanya digunakan sebagai persediaan di Kemah Suci untuk melaksanakan ritual yang ditetapkan.

Tiba-tiba, pasal ini ditutup dengan catatan tentang bagaimana Tuhan berbicara dengan Musa di dalam Kemah Suci. Musa mendengar suara Tuhan yang berfirman kepadanya dari atas tabut perjanjian. Setelah begitu detil mencatat persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel terkait Kemah Suci, mengapa tiba-tiba ada pernyataan tentang Tuhan berbicara kepada Musa? Apakah ini menunjukkan bahwa Tuhan berkenan dengan persembahan umat-Nya?

Wiersbe (1999) memberi catatan yang menarik untuk bagian ini: “A cursory reading of this long chapter (the longest in the Pentateuch) might give the impression that it contains nothing but repetition, for on twelve successive days each of the tribal leaders brought identical gifts. But we must not miss the point that God took notice of each gift, each leader, and each tribe on each successive day.” Tuhan mencatat setiap pemberian umat-Nya kepada-Nya, Tuhan mencatat, Tuhan mengapresiasi, Tuhan memperhitungkannya! Terpujilah Tuhan!

“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58).

Views: 7

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *