Ditebus untuk Melayani

Bilangan 3:1-41

Suku Lewi dikhususkan bagi pelayanan di Kemah Suci. Suku Lewi dikhususkan untuk Tuhan saja, untuk melayani Tuhan–tidak untuk berperang, tidak untuk bekerja, tetapi untuk melayani Tuhan. Suku Lewi menjadi pengganti setiap laki-laki sulung Israel, sebab setiap anak laki-laki sulung adalah milik Tuhan. Lebih dari itu, semua anak sulung, baik manusia maupun hewan, adalah milik Tuhan, sebagai pengganti semua anak sulung Mesir yang diambil oleh Tuhan.

Penghitungan Suku Lewi berbeda pelaksanaannya. Kalau suku-suku yang lain hanya dihitung laki-laki usia 20 tahun ke atas dan sanggup berperang, Suku Lewi dihitung semua laki-laki berusia 1 bulan ke atas. Ada kesan bahwa, sejak lahir, sejak balita, Suku Lewi sudah dikhususkan bagi pelayanan Tuhan.

Setelah Suku Lewi dihitung, ternyata jumlahnya kurang 273 dari jumlah seluruh anak sulung laki-laki Israel. Karena Suku Lewi itu merupakan pengganti anak sulung Israel, maka selisih jumlah itu harus ditebus dengan harga 5 syikel perak perorang. Tuhan memerintahkan agar uang tebusan itu diberikan kepada Harun dan anak-anaknya, sebagai pengganti hidup 273 anak sulung laki-laki Israel.

Dalam pasal ini, diulang-ulang konsep tentang penebusan. Seakan-akan ada transaksi dagang antara Tuhan dengan umat-Nya. Tuhan sudah membunuh semua anak sulung orang Mesir untuk membebaskan umat Israel dari perbudakan. Harga itu harus dibayar dengan nyawa semua anak sulung orang Israel juga. Suku Lewi merupakan pembayaran tebusan umat Israel atas keselamatan yang diberikan oleh Tuhan! Nyawa ganti nyawa, hidup ganti hidup. Seharusnya Israel juga kena tulah, tetapi Tuhan menyelamatkan mereka; karena itu harus ada tebusannya!

Siapa yang sanggup untuk hidup menepati perjanjian seperti itu dengan Tuhan? Mustahil manusia bisa memenuhi bagiannya! Kalau prinsip keadilan Tuhan itu benar-benar diterapkan, tanpa ada anugerah dan belas kasihan Tuhan, siapa yang akan bisa berdiri di hadapan-Nya? Bahkan 2 orang anak Harun, yang sudah ditetapkan menjadi imam, harus mati dihukum Tuhan karena melanggar kekudusan-Nya. Kekudusan dan keadilan yang tidak pandang bulu! Betapa menakutkan!

Tetapi, di dalam Kristus Yesus, nyata belas kasihan dan kemurahan Tuhan. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:16,17).

Seharusnya saya terkena murka Allah karena dosa-dosa saya. Tetapi, Tuhan tidak menghukum saya, justru menyelamatkan nyawa saya. Sebagai tebusan nyawa saya, Tuhan Yesus yang harus mati menggantikan tempat saya. Sekarang saya berhutang nyawa, saya berhutang hidup kepada Tuhan.
Therefore, I urge you, brothers, in view of God’s mercy, to offer your bodies as living sacrifices, holy and pleasing to God–this is your spiritual act of worship.” (Roma 12:1).

Sama seperti Suku Lewi dipersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan, sebagai ganti nyawa semua anak sulung Israel, demikianlah seharusnya hidup saya dipersembahkan kepada Tuhan sebagai ganti nyawa saya. Hidup saya tidak bisa lagi mengikuti pola hidup dunia, sebab saya sudah ditebus dari perbudakan dunia, tetapi hidup saya harus diserahkan untuk melakukan kehendak Tuhan.

Saya harus memandang hidup saya sebagai milik Tuhan. Saya harus memandang semua yang ada pada saya: karunia, talenta, kemampuan, semuanya sebagai aset untuk melayani Tuhan, untuk melakukan kehendak Tuhan. Seperti Suku Lewi, saya sudah tidak bisa hidup normal seperti suku-suku yang lain: hidup saya sudah dimiliki oleh Tuhan, hidup saya hanya untuk melakukan pelayanan kepada Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *