Kisah Para Rasul 20:1-12
Paulus berbicara dengan para murid sangat lama: dari pagi sampai tengah malam. Euthikus tertidur dan jatuh dari lantai 3, hingga mati. Tapi Paulus mendekapnya dan Eutikhus hidup kembali. Sedang Paulus melanjutkan pembicaraannya sampai pagi: “dan mereka semua merasa sangat terhibur (dikuatkan/parakaleo)” (ayat 12). Tuhan menguatkan jemaat yang akan ditinggalkan oleh Paulus tidak hanya dengan perkataan Paulus, tetapi juga dengan tanda yang ajaib: kuasa-Nya mengalahkan kematian.
“Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (1 Kor 2:4,5). Bukan perkataan berhikmat, atau persuasif (motivasional), atau lucu yang membangun iman sejati. Tetapi perkataan yang disertai keyakinan akan kekuatan Roh; “but in demonstration of the Spirit and of power”–mendemonstrasikan kekuatan Roh Kudus.
Pemberitaan firman yang membangun iman apabila: (1) isi pemberitaan itu benar-benar dari Tuhan, bukan rekayasa pemikiran si pemberita/pembicara; (2) ada kuasa Tuhan yang bekerja di dalam diri pembicara sehingga kata-kata yang keluar disertai dengan kuasa dan otoritas Tuhan; (3) ada kuasa Tuhan yang bekerja pada para pendengar, sehingga membuat hati mereka menerima dan percaya; (4) disertai dengan demonstrasi kuasa Tuhan yang ajaib, yang riil/nyata dialami oleh pendengar.
Apa tanggung jawab seorang pembicara? (1) berdoa meminta agar Tuhan berbicara, menyatakan apa yang harus diberitakan; (2) mempelajari dan menyiapkan pemberitaan firman Tuhan dengan teliti, dengan hati dan pikiran terbuka kepada suara Tuhan; (3) berdoa agar Tuhan memberi kuasa dalam berbicara dan agar Tuhan bekerja dalam hati orang yang mendengarkan; (4) berdoa meminta Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya yang ajaib dalam pemberitaan firman.
Views: 7