Tuhan Bekerja dengan Cara-Nya

Kisah Para Rasul 16:13-40

Ada 3 jenis peristiwa keselamatan di Filipi: Lidia mendengar berita Injil dan percaya, budak perempuan yang mungkin menjadi percaya setelah dilepaskan dari roh jahat, dan kepala penjara yang mejadi percaya setelah terjadi insiden gempa bumi yang membuka hatinya. Tuhan bebas memilih cara yang dipakai untuk membawa orang kepada pengenalan akan Dia. Tanggung jawab umat Tuhan adalah: menjaga hati tetap murni dan melakukan bagiannya apapun situasi yang diijinkanTuhan terjadi.

Tuhan tidak kurang cara untuk menolong hamba-Nya. Paulus dan Silas dipenjara, dan kakinya dipasung dengan kuat ke lantai penjara. Secara manusia, tidak bisa lepas! Tetapi Tuhan mengguncang penjara itu dengan gempa yang hebat, sehingga semua pintu penjara terbuka dan semua belenggu terlepas.

Mengapa para tawanan tidak melarikan diri ketika pintu penjara terbuka? Mungkin karena takut kepada gempa. Atau, karena mereka menyadari bahwa gempa itu bukan gempa sembarangan, tetapi sebagai akibat dari Paulus dan Silas yang menaikkan doa dan puji-pujian kepada Tuhan, sebab semua orang hukuman mendengarkan mereka! Dan kalau semua orang hukuman bisa mendengarnya, kemungkinan besar kepala penjara itu juga mendengar.

Kepala penjara kemungkinan besar sudah mendapat informasi tentang kasus Paulus. Ia juga mungkin ikut mendengar doa dan puji-pujian yang dinaikkan Paulus dan Silas. Gempa yang terjadi setelah (atau di tengah) doa dan pujian Paulus memberikan konfirmasi bahwa Paulus dan Silas adalah utusan Tuhan Yang Mahakuasa. Sehingga ketika Paulus berteriak untuk mencegahnya melakukan bunuh diri, kepala penjara itu langsung datang untuk mencari keselamatan. Ia diselamatkan dari kematian karena teriakan Paulus, ia diselamatkan dari dosa dan kematian kekal karena pemberitaan Injil Paulus.

Sikap Paulus dan Silas menjadi jalan Tuhan untuk memberkati kota Filipi: (1) Mereka setia untuk memberitakan Injildan mengajarkan firmanTuhan dalam berbagai kesempatan dan kondisi, bahkan di tengah kesulitan; (2) Hati yang berbelas kasihan kepada orang lain, tidak ada niat membalas kepada orang yang sudah berlaku tidak adil atau menjahati mereka, namun tetap melayani mereka; (3) iman dan penyerahan kepada Tuhan di dalam situasi yang sulit, ditunjukkan dengan doa dan puji-pujian yang tetap dinaikkan di tengah menghadapi masalah.

Views: 8

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *