Bahaya Iri Hati

Kisah Para Rasul 17:1-15

Ada 3 kelompok orang yang dicatat mau percaya kepada Yesus melalui pemberitaan Paulus, baik di Tesalonika, maupun di Berea: orang Yahudi, orang Yunani yang takut akan Tuhan, dan perempuan-perempuan terkemuka. Ini kelompok orang yang ada di sekitar sinagog Yahudi. Namun, tantangan juga pertama-tama dari sinagoga, yaitu orang-orang Yahudi yang iri hati. Iri hati menjadi kekuatan yang sangat merusak.

Sinagog menjadi titik awal pelayanan Paulus: di sana sudah tersedia sarana untuk pemberitaan Injil, karena telah tersedia orang-orang yang mendengar dan mempelajari Kitab Suci. Pemahaman Kitab Suci menjadi pintu masuk bagi Paulus untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Dan sinagoga juga menjadi tempat kontak untuk orang-orang bukan Yahudi yang mencari Tuhan.

Dalam konteks sekarang, gereja adalah tempat yang sangat strategis untuk melakukan pemberitaan Injil: (1) tidak semua anggota jemaat telah mengerti Injil dan percaya secara pribadi kepada Tuhan Yesus; (2) di gereja terbuka kesempatan untuk mempelajari/mengajar Firman Tuhan; (3) di gereja ada jemaat yang bisa menjadi kontak untuk masuk ke dunia mereka.

Mengapa orang Yahudi menjadi iri hati? Mereka yang iri hati adalah mereka yang tidak mau percaya kepada berita Injil, ketika orang menolak Injil, maka dalam hati mereka akan muncul kebencian kepada Injil dan kepada orang yang memberitakannya. Benar kata Tuhan Yesus, bahwa kedatangan-Nya akan membawa pedang: memisahkan antara mereka yang beriman dan mereka yang menolak (Matius 10:34-36).

Alasan kedua mengapa mereka iri hati, bisa jadi karena mereka merasa kehilangan posisi dan pengaruh. Bayangkan, setelah puluhan tahun agama Yahudi membuat mereka punya pengaruh di antara orang Yahudi sendiri maupun orang Yunani yang mencari Tuhan–dan di sana ada perempuan-perempuan terkemuka (kaya) yang memberi support, sekarang orang-orang itu mulai menggabungkan diri kepada Paulus dan menjadi muridnya. Motif kekuasaan, motif pengaruh, motif ekonomi–membuat orang iri hati.

Iri hati ini sangat merusak. Karena ia membakar hati orang, dan membuat orang melakukan apapun untuk menyerang/merusak sasaran iri hati. Dan tidak berhenti untuk membakar sampai sasaran iri hati itu hancur atau rusak. Tidak berhenti. Relrntless. Yakobus menulis bahwa iri hatilah yang menimbulkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat: membunuh, bertengkar, berkelahi (Yakobus 3:16; 4:2).

Views: 8

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *