Category Archives: Rut

Cara yang Biasa di Tangan TUHAN Yang Luar Biasa

Rut 2:18-23 ara TUHAN memberkati/memelihara umat-Nya tidak selalu dengan cara yang ajaib atau dengan tanda-tanda/mujizat yang melampaui hukum alam (misalnya menurunkan manna dari langit atau mengeluarkan air dari batu karang). Tetapi Ia juga bekerja dengan cara-cara yang biasa: orang bekerja … Continue reading

Posted in Perjanjian Lama, Rut, Saat Teduh | Leave a comment

Kemurahan TUHAN, Response Manusia

Rut 2:4-17 idak ada satu orangpun yang bisa menghutangi TUHAN. TUHAn, Allah yang Mahakaya dan Mahamurah, mencurahkan berkat dan kebaikan yang melimpah, melebihi segala pengorbanan atau komitmen yang bisa dibuat oleh seseorang kepada-Nya. TUHAN, Allah yang hati-Nya penuh dengan belas … Continue reading

Posted in Perjanjian Lama, Rut, Saat Teduh | Leave a comment

Upaya Manusia dan Kemurahan Hati TUHAN

Rut 2:1-3 asal 1 merupakan backround, untuk memberi konteks pada kisah utama yang dialami Naomi dan Rut. Latar belakang bagaimana kedua perempuan yang sudah merasa tidak punya apa-apa itu–termasuk harapan masa depan akan mengalami kemurahan TUHAN. Pasal 1 buku ini … Continue reading

Posted in Perjanjian Lama, Rut, Saat Teduh | Leave a comment

Iman yang Meyakini TUHAN Mengendalikan Semuanya

Rut 1:19-22 rang bisa berpura-pura baik-baik, ketika sebenarnya ia sedang terpuruk. Demi menjaga kehormatan atau mempertahankan harga diri, ia bisa berbohong dan menutupi persoalannya dari orang lain. Tapi pintu pemulihan adalah pengakuan akan persoalan, supaya mendapat jalan pemecahan. Orang juga … Continue reading

Posted in Perjanjian Lama, Rut, Saat Teduh | Leave a comment

Iman yang Melampaui Pertimbangan Manusia

Rut 1:6-18 erhitungan nalar, pemikiran logis, alasan yang paling masuk akal dan paling baik secara manusiawi menjadi pegangan manusia pada umumnya. tetapi, bagi orang beriman, ada pertimbangan yang lebih tinggi daripada itu: pengenalan dan persekutuan dengan TUHAN. Yang membedakan orang … Continue reading

Posted in Perjanjian Lama, Rut, Saat Teduh | Leave a comment