Category Archives: Kejadian

Kreativitas bagi Tuhan

Kejadian 10:1-11:9 Hanya dari 8 orang, yaitu keluarga Nuh, lahir begitu banyak bangsa dan kaum yang tersebar memenuhi bumi. Manusia berreprouksi sehingga jumlahnya berlipatganda. Pelipatgandaan jumlah manusia adalah keinginan Tuhan, namun perkembangan hidup mereka tidak selalu seturut dengan kehendak Tuhan. … Continue reading

Posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment

Supranatural dan Alamiah

Kejadian 8:20-9:29 Benar Tuhan dapat melakukan mujizat yang melampaui akal manusia dan bertentangan dengan hukum alam. Namun, Tuhan juga bekerja secara alamiah–karena Ia juga yang menetapkan hukum-hukum alam itu.Perlu waktu satu tahun, sampai air bah itu surut dan Nuh dapat … Continue reading

Posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment

The Critical Time

Kejadian 7:1-8:19 Setelah bahtera selesai dibuat. Tuhan melakukan keajaiban selama 7 hari penuh, di mana semua jenis binatang berbaris berdua-dua, masuk ke dalam bahtera. Selama 7 hari orang-orang bisa melihat keajaiban itu, dan itu sebenarnya bisa menjadi kesempatan untuk terbuka … Continue reading

Posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment

Iman yang Bekerja

Kejadian 6:1-22 Fakta yang terjadi setelah kejatuhan manusia: kejahatan manusia semakin besar, secara terus-menerus setiap imajinasi dan niat manusia itu jahat semua di hadapan Tuhan, sampai-sampai Tuhan sangat berduka dan menyesal telah menciptakan manusia. Sehingga Tuhan merencanakan untuk membinasakan bumi … Continue reading

Posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment

Hidup yang Bekenan kepada Tuhan

Kejadian 4:1-5:32 Pada awalnya, Kain dan Habel tumbuh bersama dan belajar untuk beribadah kepada Tuhan. Ditunjukkan dengan kenyataan bahwa keduanya mempersembahkan korban kepada Tuhan. Persoalan muncul ketika persembahan Habel diterima, sedangkan persembahan Kain ditolak oleh Tuhan. Namun ini sebenarnya puncak … Continue reading

Posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment