Waspada terhadap Kemunafikan

Lukas 12:1-12

Kemunafikan (hupokrisis=memainkan peran; berpura-pura) adalah menunjukkan kehidupan tertentu untuk memberi kesan pada orang lain, dan pada saat yang sama menyembunyikan kehidupan yang asli. Hidup dalam kepura-puraan, berusaha mengelabuhi orang lain dengan citra yang sebenarnya tidak otentik.

Kemunafikan itu menjalar dan menular. Ia digambarkan sebagai ragi. Unsur yang kecil, tetapi menyebarkan pengaruhnya ke seluruh adonan. Kemunafikan dimulai dari perkara yang kecil, namun kemudian akan menyebar ke seluruh aspek kehidupan, sehingga kepura-puraan hidup itu menjadi total.

Kemunifakan itu sia-sia, sebab tidak ada satupun yang bisa disembunyikan. Kebenaran Tuhan akan menyinari kegelapan dan bayang-bayang, sehingga kehidupan yang asli pasti akan terlihat dan terbuka. Cepat atau lambat, orang akan mengetahui siapa kita yang sebenarnya.

Penyebab kemunafikan adalah: takut ditolak orang lain, ingin diterima orang lain, ingin memberi kesan yang baik di mata orang lain. Demi mendapat penerimaan dan pujian dari manusia, orang yang munafik meninggalkan sikap takut akan Tuhan. Lebih takut kepada manusia daripada kepada Tuhan.

Melawan kemunafikan.
Membangun sikap takut kepada Tuhan lebih daripada kepada manusia. Dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan melihat luar dan dalam kita, Tuhan sumber kehidupan kita, Tuhan Hakim yang Tertinggi.
Keberanian mengakui Tuhan Yesus di hadapan orang lain. Menunjukkan identitas sebagai orang yang percaya.
Bergantung kepada Roh Kudus, yang memberi pimpinan dan hikmat bagaimana harus bersikap, berbuat, dan berkata-kata di hadapan orang lain.

Views: 7

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *