The thief comes only in order to steal and kill and destroy. I came that they may have and enjoy life, and have it in abundance (to the full, till it [2] overflows). (John 10:10 – Amp.)
Ada dua pemeran dalam ayat ini: pencuri dan Aku (Tuhan Yesus). Dua pribadi dengan karakter/sifat, pekerjaan, dan tujuan yang bertolak belakang. Di hadapkan head-to-head, tidak ada ruang kompromi, sifatnya biner: ini atau itu—kalau tidak ini, ya itu; tidak bisa kedua-duanya, tidak bisa tidak kedua-duanya—tidak ada jalan tengah, tidak ada “the third way”.
Pencuri memiliki sifat merusak. Tujuannya adalah merusak dan membinasakan. Aktivitasnya adalah: mencuri, membunuh, dan menghancurkan. Apapun yang dilakukan, apapun yang ditawarkan, dalam bungkus apapun itu dikemas, pada dasarnya dan pada akhirnya adalah: mencuri, membunuh, dan menghancurkan.
Mencuri berarti mengambil apa yang menjadi milik pihak lain dengan cara sembunyi-sembunyi, ketika sang pemilik tengah terlena atau dilenakan. Membunuh berarti mematikan, sehingga seluruh proses hidup itu berhenti selamanya. Menghancurkan berarti membuat apa yang ada menjadi rusak dan habis tak bisa digunakan lagi.
Pencuri sama sekali tidak pernah, dan tidak akan pernah, memiliki niat atau itikad baik—semanis apapun senyumannya, semenarik apapun tawarannya, setulus apapun nampaknya, tujuannya hanya satu: membinasakan.
Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. (Yohanes 8:44).
Tuhan Yesus memiliki sifat menghidupkan. Tujuannya adalah memberi hidup dan agar orang bisa menikmati hidup itu di dalam segala kepenuhannya. Tidak hanya hidup sebagai status legal formal, tetapi menikmati hidup itu di dalam segala kepenuhan yang bisa dan mungkin untuk dinikmati.
Tuhan Yesus hanya memiliki maksud/itikad yang baik bagi manusia. Tidak pernah dan tidak akan pernah ada maksud untuk mencelakakan atau menjerumuskan atau menjebak atau membuat manusia hancur atau binasa.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11).
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28).
Kehidupan yang sejati, hidup yang sesungguhnya hidup, hidup dengan kapital H, bersumber dari Tuhan Yesus. Hanya dengan datang kepada-Nya, dan menangguk air kehidupan dari-Nya, menyerahkan hidup sepenuhnya di dalam tangan-Nya; maka kehidupan yang sejati itu bisa saya dapatkan dan saya nikmati. Selain dari itu, hanyalah ilusi.
Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. (Yohanes 7:38).
Views: 7