Anugerah Tuhan untuk Manusia yang Tak Sempurna

Galatia 3:10-12

Menjawab keyakinan orang Yahudi bahwa orang dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat, Paulus membuktikan bahwa Hukum Taurat tidak bisa memebnarkan, justru malah menghakimi dan menghukum orang. Paulus juga membuktikan bahwa, bahkan ketikas pada masa sebelum Mesias hadir, sejarah hidup umat Tuhan dan penyataan para nabi menunjukkan bahwa bukan perbuatan, melainkan iman kepada Tuhanlah yang membenarkan/menyelamatkan.

Ayat 10. Paulus mengutip Ula. 27:26, di mana dituliskan “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Pernyataan Tuhan ini menunjukkan bahwa orang hanya bisa dibenarkan/selamat apabila ia terus menerus melakukan semua aturan dalam Hukum Taurat, artinya ia harus hidup sempurna! Hanya orang yang hidup sempurna melakukan Hukum Taurat yang diselamatkan–selain itu, sekalipun hanya satu aturan dan satu kali ia melanggar, maka ia tidak layak. Ia akan dikutuk karena gagal melakukan Hukum Taurat secara sempurna!

Ayat 11-12. Dengan demikian bisa disimpulkan tidak ada satu orangpun yang dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat–sebab tidak ada satupun orang yang sempurna mentaati Hukum Taurat, tokoh-tokoh besar dalam sejarah umat Tuhan, para leluhur, para raja, dan para nabi–tidak ada satupun yang memenuhi syarat untuk dibenarkan, seharusnya semuanya dimurkai dan dikutuk oleh Tuhan. Tapi, nyata mereka diberkati–bukan karena ketaatan kepada Hukum Taurat, melainkan karen kasih karunia Tuhan yang diberikan melalui iman: “Orang yang benar akan hidup oleh iman.” (Hab. 2:4).

Tidak ada yang berubah dari kebenaran Tuhan. Baik di sebelum maupun setelah Mesias datang, prinsip pembenaran Tuhan tetap sama: orang dibenarkan atau diselamatkan bukan karena mentaati hukum Taurat–sebab tidak ada seorangpun yang hidup melakukan Taurat dengan sempurna–tetapi karena kasih karunia dan belas kasihan Tuhan kepada mereka yang percaya kepada-Nya.

Penerapan:
(1) Beryukur untuk anugerah Tuhan yang diberikan kepada hidup saya dan keluarga–bukan karena kami berhasil taat dan hidup sempurna–melalui karya penyelamatan Tuhan Yesus Kristus.
(2) Tidak menuntut atau meghakimi orang agar sempurna, sebab saya sendiri tidak sempurna, tetapi diampuni dan diberi anugerah. Bersikap lemah lembut dan welas asih kepada orang lain–sesama manusia yang tidak sempurna dan tidak memenuhi sarat kekudusan Tuhan.

Views: 340

This entry was posted in Galatia, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.