Peringatan bagi Pelanggar Komitmen kepada TUHAN

Zakharia 5:1-4

Hati-hati dengan kecenderungan untuk melupakan komitmen kepada Tuhan karena lebih memprioritaskan hal-hal lain yang diinginkan sendiri. Di hadapan Tuhan, itu berarti pengingkaran sumpah dan mencuri apa yang menjadi hak/bagian Tuhan–karena sudah dijanjikan/dinazarkan di hadapan Tuhan. Doa itu akan mendatangkan konsekuensi yang serius.

Zakharia diberi penglihatan selembar gulungan kitab terbang. Ukurannya sangat besar: 20 hasta x 10 hasta (ayat 1-2)–ini adalah ukuran Kemah Suci (Tabernakel) Israel. Kemah Suci adalah representasi kehadiran TUHAN Yang Mahakudus di tengah-tengah umat-Nya. Maka bisa dimaknai bahwa apa yang tertulis di dalam gulungan kitab itu mencerminkan kekudusan TUHAN, Allah Israel.

Zakharia melihat gulungan kitab itu terbang, sebuah fenomena yang tidak lazim. Pertama, ini adalah fenomena supranatural, fenomena yang mengatasi hukum alam, sebab gulungan itu terbang dengan sendirinya, bukan karena tiupan angin, dan terbangnya terarah masuk ke dalam rumah para pencuri dan pelanggar sumpah (ayat 4). Bisa dimaknai pesan di dalam gulungan itu dilakukan dengan cepat dan tidak dihalangi apapun, langsung menimpa ke sasarannya.

Malaikat menjelaskan isi gulungan kitab itu: kutuk yang keluar menimpa seluruh negeri, sebab setiap pencuri dan orang-orang yang bersumpah palsu (oath breaker: melanggar sumpah yang diucapkan atas nama TUHAN) masih bebas dari hukuman–ayat 3. TUHAN memerintahkan kutuk itu masuk ke dalam rumah mereka, dan tinggal di sana dan memusnahkan rumah itu, baik kayunya maupun batu-batunya–ayat 4.

Salah satu tafsiran: penglihatan ini mengacu konteks pembangunan Bait Allah–simbolisasi ukuran gulungan kitab yang persis dengan ukuran Kemah Suci. Ini hukuman TUHAN kepada orang-orang yang telah bersumpah demi Nama-Nya untuk memberikan resources mereka bagi pembangunan Bait Allah, tetapi kemudian mengingkari sumpah itu–sehingga mereka sama dengan mencuri apa yang menjadi hak TUHAN.

Mengacu kepada nubuat Nabi Hagai (Hag. 1:4), orang-orang ini lebih mengutamakan untuk membangun rumah mereka sendiri dengan baik, dan melupakan komitmen untuk membangun Rumah TUHAN. Hukuman bagi mereka adalah: TUHAN mengutuk rumah-rumah mereka, sehingga apa yang mereka bangun dengan melupakan sumpah itu akan hancur/musnah total.

Peringatan bagi saya: saya sudah berkomitmen untuk kebali membangun Rumah Tuhan dalam hidup saya–sebagaimana Tuhan sudah berkali-kali nyatakan. Komitmen mengutamakan waktu dan tenaga dan perhatian saya ke sana. Apabila saya menyeleweng dari komitmen itu, dengan meninggalkan panggilan itu untuk membangun apa yang saya inginkan sendiri, maka Tuhan akan menjatuhkan hukuman: membuat apa yang saya bangun sendiri itu menjadi rusak/musnah.

Penerapan:
(1) Mengakui dosa di hadapan Tuhan, karena saya tidak memprioritaskan pembangunan Bait Allah dalam hidup saya: ibadah pribadi, relasi dengan istri, hidup keluarga. Ada komitmen/keputusan yang tidak saya lakukan, saya justru melakukan yang lain, yaitu keinginan/kesukaan saya sendiri.
(2) Saya mau sungguh-sungguh membangun Bait Allah dalam hidup saya. Melakukan apa yang sudah saya janjikan dan rencanakan di hadapan Tuhan.

Views: 18

This entry was posted in Perjanjian Lama, Saat Teduh, Zakharia. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *