Terang Menyingkapkan Kegelapan

Lukas 23:8-12

Tuhan Yesus dibawa ke hadapan Herodes–yang saat itu berada di Yerusalem, kemungkinan besar untuk merayakan Paskah. Pilatus ingin memindahkan tanggung jawab atas masalah dari tangannya kepada orang lain; biar orang lain yang mengambil keputusan. Dari tangan pemimpin yang tidak mau bertanggung jawab, Tuhan Yesus dibawa kepada pemimpin yang tak bermoral. Herodes ini adalah raja yang membunuh Yohanes Pembaptis untuk menuruti keinginan perempuan yang berzinah dengannya. Kesucian dan kerohanian bukan hal yang bernilai bagi Herodes–kesenangan dan keinginannya yang paling utama.

Herodes sangat senang ketika Tuhan Yesus dibawa kepadanya. Sebab ia sudha lama mendengar tentang Tuhan Yesus–bahkan ia sempat kuatir, karena ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit dari kematian (Luk. 9:7-9). Tidak ada urusan keadilan di benak Herodes, yang ada adalah niat untuk memenuhi keinginannya: rasa ingin tahu tentang Tuhan Yesus, dan ingin melihat Tuhan Yesus melakukan tanda–sebagaimana yang sudah ia dengar (ayat 8-9).

Ketika Tuhan Yesus sama sekali tidak meladeni Herodes: sama sekali tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dan sama sekali tidak mau membuat tanda untuk memuaskan keinginan Herodes, maka Herodes berbalik–ia dan pasukannya menista dan mengolok-olok Tuhan Yesus. Herodes mencemooh gagasan bahwa Yesus adalah Raja orang Yahudi–dengan cara mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya. Jubah yang biasanya dipakai orang Romawi yang menjadi kandidat suatu jabatan tertentu (ayat 11).

Di dalam segala kebrengsekannya dan ketidakpeduliannya kepada kebenaran atau keadilan, Herodes juga tidak bisa menemukan kesalahan apapun pada Tuhan Yesus; sekalipun para imam kepala dan ahli-ahli Taurat mu ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan berat terhadap Tuhan Yesus (ayat 10). Karena tidak ditemukan kesalahan apapun, Herodes tidak mau mengambil vonis apapun dan mengirim Tuhan Yesus kembali kepada Pilatus (ayat 11).

Pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus, padahal sebelum itu mereka bermusuhan (ayat 12). Kejahatan bisa menyatukan orang–kehadiran Tuhan Yesus, yang adalah terang, menyatakan kegelapan–orang-orang yang ada dalam kegelapan menjadi terlihat nyata persahabatannya dengan Si Jahat. Itu mungkin alasan Tuhan Yesus harus diping-pong antara Pilatus dan Herodes: untuk membuktikan bahwa penguasa-penguasa yang korup sekalipun tidak bisa menemukan kesalahan apapun. Terbukati Tuhan Yesus tidak bersalah, tidak berdosa!

Penerapan:
Jangan terlalu cepat gusar atau marah ketika melihat sistem kekuasaan yang korup–tetaplah di dalam terang, maka terang Tuhan itu akan menyingkapkan siapa yang fasik dan siapa yang benar.

Views: 16

This entry was posted in Lukas, Perjanjian Baru, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *