1 Korintus 4:7-13
“What makes you better than anyone else? What do you have that God hasn’t given you? And if all you have is from God, why boast as though you have accomplished something on your own?” (1 Korintus 4:7 – NLT)
Kerendahan hati muncul dari kesadaran bahwa apapun yang saya miliki atau saya lakukan bukanlah berasal dari usaha saya sendiri, melainkan dari Tuhan. Ketika saya merasa bahwa saya sendiri yang menjadi sumber kepemilikan dan pencapaian, maka pada saat itulah saya akan menjadi sombong, merasa lebih baik daripada orang lain, merasa pantas mendapat penghargaan, merasa memiliki sesuatu yang dapat saya banggakan.
Dalam komentarnya atas bagian Firman Tuhan ini, Warren Wiersbe menuliskan kembali suatu peristiwa yang terjadi pada rekan pelayanannya:
A young preacher once said to a friend of mine, “Please pray that I will stay humble.” My friend replied, “Tell me, what do you have to be proud about?” Why would anybody regard us as superior? Perhaps it is our own biased opinion that makes us feel so important.
Indikator saya sudah kehilangan kerendahan hati: merasa bisa dengan kekuatan sendiri, menceritakan/membualkan prestasi dan kelebihan yang saya miliki, membandingkan diri dengan orang lain dan menilai diri saya lebih baik daripada orang lain, membicarakan keburukan orang lain, menikmati pujian/kekaguman dari orang lain, ingin mendapat pujian dan penghargaan, membangun reputasi–citra diri–untuk diakui orang lain.
Saya harus mendisiplin pikiran dan hati saya untuk terus mengingat dan mengakui bahwa semua yang saya miliki dan lakukan itu tidak berasal dari diri saya sendiri, melainkan karena kemurahan Allah. Disiplin yang bisa saya lakukan untuk menolong membangun hati yang demikian adalah:
- Mendoakan setiap keputusan/rencana dan tindakan
- Mengucap syukur dan memuji Tuhan untuk setiap pencapaian yang diperoleh
- Bersyukur kepada Tuhan dan memuji Dia apabila memperoleh penghargaan/apresiasi dari orang lain
- Tidak membandingkan diri dengan orang lain, tidak membicarakan keburukan orang lain
Views: 7