Not only talk, but walk in power

1 Korintus 4:14-21

God’s Way is not a matter of mere talk; it’s an empowered life.” (1 Korintus 4:20 – Msg.)

Paulus tidak hanya mengajar atau menegur dengan kata-kata, namun ia memberikan teladan dalam perbuatan nyata yang bisa diikuti atau diteladani oleh jemaat. Tidak cukup hanya perkataan dan perbuatan nyata, Paulus ditopang oleh kuasa (power) dari Allah sendiri. Perkataan dan perbuatan yang bersumber dari kuasa Illahi, itulah yang seharusnya menjadi ciri hidup saya.

Saya harus mengakui bahwa saya terlalu banyak omong: mengajarkan dan mengatakan prinsip-prinsip, memberikan ilustrasi, membagikan gagasan dan cita-cita atau hal-hal yang ideal yang semestinya dicapai. tetapi tidak semua omongan saya sudah saya lakukan sendiri di dalam hidup saya. Perkataan saya memang banyak yang baik, namun hidup saya belum bisa menjadi teladan yang baik.

Perkataan saya juga sebagian besar merupakan hasil dari mental exercise saya sendiri, tidak di-backup dengan kuasa Illahi; tidak semua perkataan saya merupakan perkataan yang ditaruhkan Tuhan di dalam hati, pikiran, dan mulut saya. Kata-kata yang demikian tidak akan punya dampak untuk mengubah hidup orang–sebab Tuhanlah sumber pertumbuhan (perubahan hidup).

Tanpa kuasa Illahi, saya tidak akan mampu untuk merelisasikan kebenaran yang saya yakini dan ajarkan ke dalam perbuatan yang nyata. Ketaatan dan cara hidup yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan tidak bisa saya hasilkan dengan kekuatan saya sendiri, namun saya mutlak memerlukan pertolongan dan kuasa Tuhan.

Setiap hari saya harus berdoa meminta pertolongan Tuhan, agar Ia mencurahkan kuasa-Nya, untuk menolong saya berkata-kata dengan kuasa dan agar saya dapat mempraktekkan kebenaran-Nya, sehingga hidup saya bisa menjadi teladan bagi keluarga saya dan bagi orang-orang di sekitar saya.

Hari ini saya ingin menjadi teladan di dalam kerajinan mengerjakan tugas/tanggung jawab saya dalam pekerjaan kampus: membaca dengan teliti skripsi mahasiswa, ramah dan konstruktif ketika menguji.

Views: 7

This entry was posted in 1 Korintus, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *