Menyenangkan TUHAN Dalam Setiap Aspek Kehidupan

Ulangan 22:1-12

Dalam kehidupan umat TUHAN, ada berbagia aspek kehidupan yang terkesan mengandung nilai spiritualitas dan moralitas yang berbeda-beda. Ada aktivitas yang bisa dengan mudah dipahami muatan moral dan kerohaniannya, tetapi ada pula aktivitas yang begitu praktis atau pragmatis, sehingga di dalam dirinya sendiri sulit ditemukan kaitannya dengan prinsip moralitas atau spiritualitas. Apapun aktivitas itu, TUHAN berkehendak agar segala yang dilakukan umat-Nya itu sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itulah ada berbagai ketetapan TUHAN yang mengatur berbagai aspek kehidupan umat-Nya.

Ayat 1-4. TUHAN memerintahkan agar umat-Nya tidak melanggar atau merampas hak milik orang lain, tetap justru turut menjaga milik orang lain. Mungkin itu dianggap merepotkan atau pemborosan, tetapi jutsru itulah cara hidup umat TUHAN yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain. Ketika umat TUHAN menemukan milik orag lain, ia harus berusaha mengembalikannya. Kalau sampai barang itu tidak diketahui pemiliknya, maka umat TUHAN harus menjaganya sampai ada yang mengklaim sebagai miliknya.

Ayat 5. TUHAN melarang perempuan mengenakan baju laki-laki dan sebaliknya. Itu adalah kekejian di hadapan TUHAN. Ini bukan masalah mode pakaian, tetapi masalah praktik transvestisme–ketika orang tidak tunduk atau menghormati perbedaan antara laki-laki dan perempuan sebagai kodrat penciptaan TUHAN. Beberapa tafsiran mengkaitkan praktik ini dengan praktik seks sesama jenis yang merupakan kekejian bagi TUHAN (Imamat 18:22; 20:13).

Ayat 6-7. TUHAN memerintahkan agar umat-Nya tidak mengeksploitasi alam habis-habisan, tetapi melakukan tindakan untuk menjaga keberlangsungan sumber makanan di alam. Karena itu, kalau mereka menemukan burung yang memiliki anak atau telur dalam sarang, mereka harus melepaskan burung itu, tetapi boleh mengambil anak atau telurnya–untuk dikonsumsi, supaya “baik keadaanmu dan lanjut umurmu” (ayat 7).

Ayat 8. Perintah TUHAN agar umat-Nya menjaga keselamatan orang lain. Ketika mereka membangun rumah, mereka harus memagari sotoh (atap) rumah, supaya tidak ada orang yang jatuh dari atap itu, sehingga menimbulkan hutang darah. TUHAN menghargai nyawa manusia, maka umat TUHAN harus melakukan upaya untuk menjag a keselamatan jiwa diri sendiri dan orang lain.

Ayat 9-11. TUHAN melarang umat-Nya untuk melakukan praktik yang menanam satu lahan anggur dengan dua jenis benih; memakai jenis hewan yang berbeda untuk membajak; memakai pakaian dari dua jenis bahan pakaian bersama-sama: bulu domba dan linen. Mengapa urusan sepraktis ini diatur oleh TUHAN? Nilai moral apa yang terkandung di dalam perintah ini? Satu prinsip yang jelas: umat TUHAN tidak bisa berbuat semaunya sendiri–bahkan untuk hal yang praktis; melainkan harus mencari kehendak TUHAN.

Penerapan:
Tidak melakukan sesuatu tanpa berpikir, tetapi untuk semua hal yang dikerjakan, mendisiplin diri untk membawanya ke hadapan Tuhan, mencari tahu apa kehendak-Nya, mencari tahu apa yang menyenangkan atau berkenan kepada-Nya.

Views: 4

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *