Pekerja/hamba Allah

1 Korintus 3:4-9

Posisi Paulus, Apolos, dan semua orang yang terlibat di dalam pelayanan (termasuk saya) adalah sama: hamba yang melayani (melakukan tugas pelayanan). Tiap orang memiliki panggilannya, tiap orang memiliki tanggung jawab yang harus dilakukan. Dan tiap orang akan menerima upah sesuai pekerjaannya.

Karena hanya pelayan, maka mereka dan saya bukan pemilik. Sang Pemilik adalah Tuhan. Mereka dan saya adalah sama-sama kawan sekerja; bekerja bersama dan untuk Tuhan. Karena Pemilik pelayanan dan jiwa-jiwa di dalam pelayanan itu adalah Tuhan, maka Ia-lah yang berhak atas pujian, penghormatan, pengakuan. Nama-Nya yang ditempel sebagai label atas pelayanan dan jiwa-jiwa itu.

Tidak boleh menyebutnya sebagai “Pelayanan/Organisasi/Pekerjaan atau Orang-orang Saya”. Itu adalah pelayanan Tuhan, pekerjaan Tuhan, orang-orang milik Tuhan. Nama saya seharusnya tidak boleh ditempelkan di manapun juga. “Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan” (Lukas 17:10).

Tuhan-lah yang memberikan pertumbuhan. Tuhan-lah yang mengubah hati orang. Tuhan-lah yang membuat orang mengalami transformasi. Saya dan siapapun juga tidak akan pernah dapat mengubah hati orang lain. Saya hanya bisa menabur benih, menyiram, memupuk, atau menyiangi rumput; namun sama sekali tidak bisa memberikan kehidupan.

Tuhan yang layak untuk mendapatkan ‘kredit’ atas setiap bentuk keberhasilan atau buah yang dihasilkan. Tidak ada satu orangpun yang dapat mengaku atau mengklaim bahwa perubahan hidup itu merupakan hasil pekerjaannya. Termasuk perubahan di dalam hidup saya sendiri!

“Kawan sekerja”. Bagian saya adalah melakukan hal-hal yang Tuhan perintahkan. Yang lainnya ada di bawah pengendalian, otoritas, dan kuasa Tuhan. Tanggung jawab saya: tahu apa kehendak-Nya, dan setia untuk melakukannya.

Views: 7

This entry was posted in 1 Korintus, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *