Sikap Kepada Orang Miskin

Ulangan 15:1-11

Kemiskinan merupakan keadaan yang tidak akan pernah hilang–ini merupakan salah satu konsekuensi dari kejatuhan manusia di dalam dosa: “dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu” (Kejadian 3:17). Apapun alasan atau penyebabnya, akan ada orang-orang yang miskin.Kemiskinan tidak mungkin dihapuskan sempurna: “orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu” (ayat 11)–bahkan di Tanah Perjanjian yang berlimpah dengan susu dan madu! TUHAN memberikan ketetapan bagaimana umat-Nya bersikap kepada orang miskin di sekitar mereka.

Pertama, umat TUHAN tidak boleh mengeraskan hati dan menggenggam tangan–tidak mau memberikan pertolongan (ayat 7), tetapi dengan tangan terbuka dan penuh kemurahan memberikan pinjaman sesuai dengan keperluan orang miskin itu (ayat 8). Sikap dalam memberi pinjaman harus dengan sukacita, tidak dengan berat hati atau terpaksa (ayat 10).

Kedua, pinjaman kepada orang miskin tidak boleh mengikat untuk selama-lamanya; akan tetapi, pada tahun ke-7, umat TUHAN harus membebaskan siapapun yang meminjam–sebearapapun banyaknya hutangnya. Harus ada penghapusan hutang, dan tidak boleh menagih lagi apa yang sudah dibebaskan itu (ayat 1 dan 2). Peraturan tahun ke-7 ini hanya berlaku untuk sesalam umat TUHAN, sedangkan untuk orang asing, boleh tetap ditagih (ayat 3).

Ketiga, harus waspada menjaga sikap hati: tidak boleh berlaku curang atau memiliki pemikiran yang dursila (ayat 9). Pemikiran yang intinya didasari kekuatiran atau tidak mau menerima kemungkinan orang miskin itu tidak bisa atau tidak perlu mengembalikan (karena mendekati tahun ke-7). Kalau umat TUHAN memiliki sikap hati yang dursila ini, maka itu menjadi dosa baginya (ayat 9). SIkap ini timbul dari: kekuatiran/ketamakan dan tidak ada belas kasihan kepada orang lain. Lupa, bahwa berkat yang diterima itu berasal dari TUHAN yang penuh belas kasihan!

Apabila umat TUHAN melakukan ketetapan ini, maka TUHAN berjanji akan memberkati mereka di negeri yang diberikan TUHAN kepada mereka untuk menjadi milik pusaka (ayat 4-5). Begitu besarnya berkat TUHAN, sampai-sampai umat TUHAN tidak akan pernah berhutang, namun mereka akan menghutangi bangsa-bangsa, dan dengan demikian menguasai banyak bangsa (ayat 6). TUHAN akan memberkati mereka dalam segala pekerjaan dan usaha umat-Nya (ayat 10).

Penerapan:
Berdoa untuk hati yang penh kemurahan dan hati yang terbeban kepada orang lain yang miskin atau berkekurangan. Beroa agar menjalankan kemurahan hati dengan tetap taat kepada prinsip firman Tuhan, sehingga tidak melakukan kesalahan di dalamnya.

Views: 13

This entry was posted in Perjanjian Lama, Refleksi, Ulangan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *