Iman di Tengah Kesulitan

Ibadah GKJ Nusukan – Bilangan 21:4-9.

Masalah orang Israel bukanlah pada situasi yang buruk–karena sebenarnya mereka tidak situasi yang benra-benar buruk–tetapi masalahnya adalah: mereka serakah, tidak tahu bersyukur, tidak tahu terima kasih. Mereka tidak bisa melihat kemurahan TUHAN, sehingga mereka selalu bersungut-sungut–karena apa yang mereka alami tidak sepeti yang mereka inginkan! Ini masalah keinginan mereka yang tak terpenuhi, menyebabkan mereka tidak melihat kemurahan TUHAN, dan itu mendatangkan murka TUHAN atas mereka.

Ibadah GKKK Solo – 1 Samuel 30:1-20

Mendapati kota tempat tinggal mereka sudah habis terbakar, dan semua penduduknya–orang tua, istri, dan anak-anak mereka–dibawa oleh musuh, membuat Daud dan pasukannya menangis dengan penih kepahitan. Sedih, panik, takut, marah–semuanya campur aduk jadi satu! Tetapi ada perbedaan sikap antara Daud dan pengikutnya.

Para pengikut Daud, ketika dilanda kesesakan yang berat itu, mencari sasaran untuk melampiaskan rasa frustasi mereka. Mereka memandang Daud sebagai penyebab bencana–padahal Daud tidak ada hubungannya dengan bencana itu. Sehingga mereka bermaksud untuk merajam Daud yang dianggap sebagai penyebab kehilangan keluarga mereka.

Tetapi, “Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (ayat 6b). Dalam terjemahan lain dituliskan “But David strengthened himself in the LORD his God.” (NASB) atau “but David encouraged himself in the LORD his God.” (KJV). Daud mengalami kesesakan yang sama, tetapi sikapnya berbeda. Ia tidak lumpuh karena frustrasi, Ia tidak mencari-cari sasaran kemarahan, Ia tidak menyalahkan siapapun, tetapi Daud datang kepada Tuhan untuk meminta kekuatan–dan Tuhan menguatkannya!

Kemudian, Daud mencari kehendak Tuhan, apakah ia harus mengejar musuh yang merampok kotanya. Untuk apa bertanya kepada Tuhan? Secara nalar manusia, kalau ada masalah ya langsung saja diselesaikan–tidak perlu mencari kehendak Tuhan! Tetapi Daud memiliki hati yang berbeda. Daud tidak melakukan apa yang tidak dikehendaki oleh Tuhan; bag Daud, yang terpenting adalah: kehendak Tuhan, karena itu berarti penyertaan Tuhan dan berkat Tuhan! Tepatlah ketika Tuhan menyatakan: “Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (Kisah Rasul 13:22).

Yang menarik dari peristiwa ini–kalau melihat konteksnya di Pasal 29 dan 30; penjarahan oleh orang Amalek sepertinya dipakai Tuhan untuk menghindarkan Daud dari peperangan melawan Saul; sebab di Pasal 29, ketika orang Filistin bersiap maju berperang melawan Israel, Daud dilarang untuk ikut dan disuruh pulang (1 Samuel 29:4,6-7,9-11). Dalam perang itu, Saul dan ketiga anaknya terbunuh (1 Samuel 31:6); Daud mendengar berita kematian mereka 2 hari setelah ia mengalahkan Amalek. Smeua peristiwa itu trjadi dalam rentang waktu 1 minggu–Tuhan mengatur peristiwa-peristiwa untuk kebaikan hamba-Nya.

Views: 8

This entry was posted in 1 Samuel, Bilangan, Homili, Perjanjian Lama. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *