Mission Impossible

Markus 6:35-46

Hari mulai larut (setelah pukul 3 sore menurut waktu orang Yahudi), mereka berada di tempat yang sunyi, mereka belum sempat makan (lihat ayat 31), dan murid-murid tahu bahwa orang banyak itu tidak mempunyai makanan. Murid-murid meminta Yesus menyuruh orang banyak untuk pergi dari sana dan membeli makanan–mungkin murid-murid sendiri juga ingin beristirahat dan makan.

Jawaban Yesus mengejutkan murid-murid, karena Ia justru memerintahkan agar murid-murid yang memberi makan orang banyak itu! Yesus memakai kata “kamu” (ayat 37), dalam bahasa aslinya humeis yang artinya “kamu sendiri”. Seolah Yesus berkata: kamu yang melihat masalah, ya kamu yang harus menyelesaikannya. Murid-murid menjawab dengan sarkastis bahwa perintah Yesus itu mustahil untuk dilakukan–mereka tidak mau dan tidak mampu melakukannya.

Yesus bertanya: “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” (ayat 38). Seperti cara TUHAN menghadapi Musa, ketika Musa berkata bahwa mustahil Firaun akan mau mendengarkan dia; TUHAN berkata “Apakah yang di tanganmu itu?” (Keluaran 4:2). Yesus bisa saja menurunkan roti dari langit, seperti TUHAN menurunkan manna; tetapi Yesus menghendaki agar murid-murid memiliki kontribusi–sekalipun sebenarnya sama sekali tidak berarti–di dalam pekerjaan-Nya.

Yesus lalu menyuruh orang-orang itu untuk duduk berkelompok-kelompok ada yang 100 ada yang 5- orang dalam satu kelompok. Orang banyak mungkin tidak tahu mengapa mereka harus duduk berkelompok di atas rumput hijau, tetapi murid-murid pasti sangat bingung–karena itu berarti Yesus benar-benar serius menyuruh mereka memberi makan orang banyak itu. Bagaimana caranya? Bukankah mereka sudah menunjukkan bahwa hanya ada lima roti dan dua ikan?

Kemudian Yesus mengambil roti dan ikan itu–Markus kembali mengulangi kuantitasnya: lima roti dan dua ikan; Ia menengadah ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti dan ikan itu dan memberikan kepada murid-murid supaya dibagikan kepada orang banyak. Mungkin setiap murid menggunakan keranjang mereka masing-masing untuk membawa potongan roti dan ikan itu kepada orang banyak. Betapa takjubnya hati murid-murid, yang melihat bagaimana makanan itu tidak habis-habisnya tersedia sehingga “semuanya makan sampai kenyang” (ayat 42).

Dan masih ditambah lagi kenyataan bahwa: bukan hanya semua orang (5.000 laki-laki, belum termasuk perempuan dan anak-anak) makan dengan kenyang, tetapi masih tersisa potongan-potongan roti dua belas keranjang penuh! Pas dengan jumlah 12 murid Yesus yang tidak bisa mempercayai perintah Yesus kepada mereka untuk memberi makan orang banyak. Demonstrasi yang ekstrem kepada mereka, betapa Yesus berkuasa melakukan apa yang mustahil bagi manusia.

Penerapan:
Ketika Tuhan memerintahkan hamba-Nya untuk melakukan perkara yang sult, bahkan mustahil, maka itu adalah jalan bagi Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya. Respons hambanya seharusnya: “Saya sadar itu sulit atau mustahil, saya tidak akan mampu untuk melakukannya; tetapi Engkau mahakuasa. Karena itu saya akan taat melakukan dengan mengandalkan pertolonganMu.”

Views: 3

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *