Matius 28:11-15
Sementara para perempuan itu ke kota, beberapa (tidak semua?) penjaga kubur juga pergi ke kota untuk memberitahukan segala yang terjadi itu (gempa, kedatangan malaikat, dan kedatangan para perempuan itu) kepada imam-imam kepala. Sesudah berunding dengan para tua-tua, mereka mengambil keputusan untuk menyebarkan kebohongan: murid-murid Tuhan Yesus mencuri mayat-Nya ketika para penjaga itu tidur.
Untuk menjamin para serdadu itu tidak membocorkan rahasia, imam-imam kepala memberi mereka sejumlah besar uang dan menyuruh mereka berbohong kepada semua orang. Dan mereka memberi jaminan bahwa Gubernur tidak akan menghukum mereka, karena imam-imam kepala yang akan berbicara kepada Gubernur. Sampai Matius menuliskan Injilnya (sekiar tahun 37M, berarti sekitar 4 tahun setelah peristiwa itu terjadi), cerita bohong itu masih tersiar di kalangan masyarakat Yahudi.
Sekalipun para pemimpin agama Yahudi mendapat laporan tentang peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus, mereka tetap tidak mau percaya dan menerima. Mereka sudah memutuskan bahwa Tuhan Yesus bukan Mesias, sehingga apapun yang terjadi, bukti apapun yang diberikan–tetap tidak akan mengubah pikiran mereka! Kekerasan hati yang sudah tidak bisa ditundukkan dengan ajaran atau logika–hanya kasih karunia Tuhan saja yang akan bisa membuka hati mereka.
Saya punya keyakinan-keyakinan yang begitu kuat–sehingga sekalipun semua orang mengatakan itu salah, saya tetap bersikeras untuk memegangnya. Demikian pula orang lain, mereka punya keyakinan dan cara pandang yang sangat kuat, dan sudah tidak bisa lagi untuk diubahkan atau dipengaruhi. Hanya kasih karunia Allah saja yang dapat menolong saya untuk melepas keyakinan saya yang salah.
Mengikuti Daud, inilah doa saya: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23).
Views: 12