Penyesalan

Matius 27:1-10

Semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi memutuskan utuk membunuh Tuhan Yesus. Mereka membelengu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pontius Pilatus. Tuhan Yesus sudah diadili menurut hukum agama Yahudi oleh Sanhedrin, dan sekarang Ia diserahkan untuk diadili menurut hukum Romawi–karena Sanhedrin tidak diperbolehkan untuk menghukum mati seseorang (Yohanes 18:31).

Pada waktu Yudas mengetahui bahwa Tuhan Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Kemungkinan Yudas tidak berpikir bahwa Sanhedrin akan menjatuhkan hukuman mati kepada Tuhan Yesus, dan ia menjadi menyesal: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” (ayat 4). Yudas–seperti Petrus, mengalami kesedihan dan penyesalan ketika menyadari dosanya. Tetapi, tindak lanjut penyesalan itu berbeda.

Yudas mendatangi imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu dosa, karena Tuhan Yesus tidak bersalah, dan bermaksud menarik kembali pengkhianatannya dengan mengembalikan upahnya yang 30 keping perak itu. Ketika ditolak, dan dijawab “Itu urusanmu sendiri!“–Yudas melemparkan semua uang itu ke dalam Bait uci, pergi dari situ, dan menggantung diri. Dalam catatan Kisah Rasul 1:18-19, disebut Yudas mengantung diri di tanah yang dibelinya dengan uang itu–sehingga sebidang tanah itu kemudian dinamai “Hakal-Dama” (Tanah Darah).

Sebenarnya, ketika kesadaran akan dosa dan penyesalan itu datang kepada Yudas; itu adalah kesempatan baginya untuk memohon pengampunan kepada Tuhan. Tapi, Yudas berusaha memperbaiki kesalahannya dengan datang kepada manusia (imam kepala dan tua-tua); dan dia ditolak. Maka, Yudas mengambil jalan untuk lari dari semua tekanan batin dan penyesalan itu dan menghukum dirinya sendiri dengan bunuh diri.

Kalau saja dia seperti Petrus–ketika menyesal, lari kepada Tuhan, dan meminta pengampunan–maka kemungkinan ia akan memperoleh kelegaan dan pemulihan. Tetapi, Yudas tidak berlari kepada Tuhan; ia berlari kepada manusia dan kepada dirinya sendiri. Di sana tidak ada harapan, di sana tidak ada pengampunan, di sana tidak ada kelegaan, di sana tidak ada pemulihan. Sumber kelegaan, sumber pengampunan, sumber pemulihan hanya ada pada Tuhan. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28)

Penerapan
Ketika berbeban berat karena penyesalan akan dosa atau masalah apapun, datanglah kepada Tuhan, sumber penghiburan dan pemulihan sejati. Jangan mengandalkan orang lain, karena mreka bisa menolakmu; jangan pula hanya kaugumulkan sendiri di dalam batinmu–karena dirimu sendiri yang sedang kalut, bagaimana bisa menolong diri sendiri?

Views: 36

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *