Jalan Ketaatan

Matius 26:17-30

Tuhan Yesus memerintahkan murid-Nya (dalam catatan Lukas 22:8, yang disuruh adalah Petrus dan Yohanes) menyiapkan jamuan Paskah di sebuah rumah di kota Yerusalem. Tuhan Yesus sudah menentukan tempatnya. Dalam tradisi agama Yahudi, persiapan jamuan Paskah merupakan hal yang penting: menyiapkan roti, sayur pahit, anggur, dan domba yang tak bercacat untuk dibunuh di pelataran Bait Allah dan kemudian dipanggang secara utuh. Persiapan itu bisa memakan waktu sehari penuh.

Malam harinya, Tuhan Yesus dan 12 murid duduk bersama untuk makan jamuan Paskah. Pada saat itu, Tuhan mengatakan bahwa salah satu dari antara mereka akan mengkhianati Dia. Setiap orang bertanya kepada Tuhan apakah dia orangnya–termasuk Yudas, yang hatinya sudah menjadi keras: sekalipun ia tahu bahwa ialah yang akan melakukannya, ia tetap saja pura-pura bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan Yesus menjawab Judas: “Engkau telah mengatakannya sendiri” (ayat 25). Dalam catatan Yohanes (13:27-30), setelah itu Setan merasuki Yudas, dan ia segera pergi keluar menemui pemuka agama Yahudi.

Setelah Yudas pergi, Tuhan Yesus memecah roti sebagai lambang tubuh-Nya yang dipatahkan, dan menuang anggur sebagai lambang darah-Nya yang dicurahkan untuk pengampunan dosa banyak orang. Apa yang dilakukan Tuhan Yesus itu berbeda dari jamuan Paskah orang Yahudi. Jamuan Paskah Yahudi memperingati pembebasan mereka dari perbudakan Mesir, sedangkan Jamuan Roti-Anggur Tuhan merupakan peringatan kematian Kristus sebagai korban penebus dosa manusia.

Ini adalah malam terakhir Tuhan Yesus bersama murid-muridnya, karena pada malam itu juga Ia akan ditangkap dan esok paginya dibunuh. Sekalipun Tuhan Yesus sudah menyatakan berulang kali bahwa Ia akan dibunuh pada perayaan Paskah di Yerusalem, tetapi sepertinya hal itu belum bisa dimengerti atau diterima murid-murid. Hanya Tuhan Yesus sendiri yang sepenuhnya mengetahui apa yang akan terjadi.

Dan di dalam pengetahuan-Nya tentang penghianatan, penghinaan, dan kematian yang ada di hadapan-Nya beberapa jam lagi, Tuhan Yesus terus menjalani semua di dalam penundukkan diri kepada kehendak Bapa-Nya. Dalam Yohanes 12:27-28a, Tuhan Yesus berkata: “Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!”

Penerapan:
Ya Tuhan, apakah hati saya akan bisa mencapai penyerahan total kepada kehendak-Mu? Apakah saya akan sanggup mengabaikan naluri untuk menyelamatkan diri, karena tunduk kepada rencana-Mu? Ketika saya tahu bahwa jalan ketaatan kepada-Mu itu penuh penderitaan dan persoalan, apakah saya akan tekun menjalaninya?

Views: 16

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *