Penghakiman atas “Domba” dan “Kambing”

Matius 25:31-46

Perumpamaan ketiga ini agak berbeda dari yang sebelumnya. Kalau dalam perumpamaan gadis bijakasana dan perumpamaan tentang talenta dimulai dengan peristiwa sebelum kedatangan Tuhan yang mendahului penghakiman, maka pada perumpamaan ini Tuhan Yesus langsung memaparkan persitiwa penghakiman yang dilakukan oleh Anak Manusia ketika Ia datang kembali dan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.

Di hadapan takhta itu semua bangsa dikumpulkan, dan Anak Manusia akan memisahkan seorang daripada seorang–berarti ini menyangkut nasib tiap-tiap orang, tiap-tiap individu. Ia memisahkan tiap orang, satu-persatu seperti seorang gembala memisahkan domba dari kambing; di mana Ia menempatkan domba-domba di sebelah kanannya, sedangkan kambing-kambing di sebelah kirinya. Di dalam Alkitab, domba adalah hewan yang lebih bernilai, mewakili orang benar di hadapan Tuhan.

Kepada mereka yang ada di sebelah kanan-Nya, Anak Manusia yang bertakhta sebagai Raja itu menyebut mereka sebagai “yang diberkati oleh Bapa-Ku” dan memberi mereka Kerajaan yang telah disediakan bagi mereka sejak sebelum dunia dijadikan. Alasan pemberian upah itu adalah: mereka memberi makan, minum, tumpangan, dan pakaian kepada Sang Raja–yaitu ketika mereka melakukan itu semua kepada “salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini” (ayat 40). Kepada mereka yang ada di sebelah kiri-Nya, Sang Raja menyatakan yang sebaliknya: hukuman bagi mereka.

Beberapa penafsir menyimpulkan bahwa ini adalah penghakiman bagi bangsa-bangsa yang bukan Umat Tuhan dalam hal bagaimana mereka brsikap kepada Umat Tuhan yang sedang mengalami penderitaan/penganiayaan pada masa Penderitaan Besar (Tribulation) menjelang kedatangan Tuhan yang kedua. Terlepas dari penafsiran tersebut, satu pelajaran yang bisa ditarik: Tuhan Yesus mengidentifikasikan DiriNya dengan umat-Nya/murid-Nya, sehingga perlakukan kepada mereka sama dengan perlakukan ditujukan kepada Tuhan Yesus–seperti apa yang dikatakan-Nya kepada Saulus di jalan menuju Damsyik: “Saulus, Saulus, mengapakah engkau mengaiaya Aku?” (Kisah Rasul 9:4).

Tuhan tidak akan melupakan perbuatan yang dilakukan kepada umat-Nya, entah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk. Tuhan memberikan janji kepada Abraham: “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau …” (Kejadian 12:3). Umat Tuhan, yang adalah keturunan Abraham di dalam iman, juga memiliki janji yang sama.

Penerapan:
Sebisa mungkin memberkati saudara seiman, terutama yang sedang membutuhkan bantuan.

Views: 14

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *