Matius 5:21-26
Jangan membunuh. Salah satu larangan dalam 10 Hukum Tuhan. Keluaran 21:12-14 mendefinisikan pembunuhan sebagai tindakan menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja. Tuhan Yesus mengajarkan esensi dari hukum Taurat ini: masalahnya adalah hati yang marah atau benci kepada orang lain. Dalam ajaran Tuhan Yesus, kemarahan/kebencian bukanlah penyebab pembunuhan, tetapi pembunuhan itu sendiri!
Karena itu, Tuhan Yesus menyatakan bahwa sekalipun tindakan yang dilakukan seseorang itu bukan tindakan menghilangkan nyawa orang, melainkan “hanya” sikap marah kepada orang lain atau ekpresi verbal kepada orang lain, di hadapan Tuhan derajatnya sama dengan pembunuhan–karena sumbernya sama: hati yang marah/benci kepada orang lain.
Seperti Kain yang menyimpan kemarahan karena dengki kepada saudaranya (Kejadian 4:5). Allah telah mengingatkan Kain agar menghilangkan kemarahan itu, sebab ia menjadi pintu masuk kepada dosa. Kain tidak mendengarkan Allah, maka ia kemudian membunuh saudaranya. Pembunuhan itu sudah dimulai di dalam hatinya.
Tuhan Yesus kemudian mengajarkan bahwa kunci untuk mengatasi masalah kebencian/kemarahan adalah: pengampunan dan rekonsiliasi. Kalau orang percaya tahu atau ingat bahwa ada orang lain yang menyimpan persoalan/kemarahan/permusuhan kepadanya, maka ia harus segera berdamai–supaya orang lain tidak menjadi pembunuh.
Sekalipun tidak secara eksplisit dinyatakan, tetapi dapat disimpulkan bahwa hal yang sama harus dilakukan ketika seorang percaya menyimpan kemarahan/permusuhan kepada orang lain. Ia harus memberikan pengampunan–supaya ia tidak menjadi seorang pembunuh sesamanya.
Berapa banyak orang yang sudah saya “bunuh” ketika saya marah atau membenci mereka? Berapa banyak orang yang sudah menjadi korban ketika saya tidak bersedia mengampuni dan berdamai dengan mereka? “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia,” (1 Yohanes 3:15).
Views: 28