Rencana-Nya yang Pasti Akan Terjadi

Matius 1:1-25

Ada dua metode yang digunakan oleh Matius untuk meletakkan fondasi bagi Injil yang mengklaim bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah: (1) dengan menuliskan silsilah Yesus Kristus sebagai keturunana Abraham dan keturunan Daud, sesuai nubutan para nabi; (2) dengan menuliskan peristiwa kelahiran-Nya yang supranatural: dilahirkan dari perawan karena pekerjaan Roh Kudus sesuai nubuatan para nabi.

Matius memulai Injilnya dengan menuliskan silsilah Yesus Kristus. Ia menyebutkan 2 nama sebagai “tonggak” dalam silsilah tersebut: Daud dan Abraham (ayat 1). Nama Daud penting disebutkan, karena janji Allah kepada umat-Nya adalah: Mesias akan datang dari keturunan Daud. Sedangkan Abraham merupakan fondasi perjanjian Allah dengan umat-Nya.

Dengan detil Matius membuat daftar nama pohon keturungan Yesus Kristus: 14 generasi dari Abraham sampai ke Daud, 14 generasi dari Daud sampai ke pembuangan di Babilon, dan 14 generasi dari pembuangan ke Babilon sampai ke Yesus Kristus. Selama 42 generasi Allah “menjaga” perjanjian-Nya, janji Allah tetap dan pasti digenapi. Perubahan situasi yang paling ekstrem tidak menggoyahkan janji Allah! Bahkan kegagalan umat-Nya untuk taatpun tidak menggagalkan janji Allah (ayat 2-17).

Kemudian, Matius menuliskan proses kelahiran Yesus: Ia tidak lahir secara alamiah sebagai hasil hubungan suami istri, tetapi Ia dikandung di dalam ibu-Nya karena pekerjaan Roh Kudus. Matius menuliskan konflik batin yang dialami Yusuf ketika mendapati Maria, tunangannya, telah mengandung; dan bagaimana Allah menyatakan kehendak-Nya kepada Yusuf agar menerima Maria, karena itu merupakan penggenapan janji Allah mengenai Mesias (ayat 18-25).

Allah menyiapkan orang-orang yang akan dipakai untuk menggenapi rencana-Nya. Ada yang tidak sadar (bahkan di dalam ketidaktaatan mereka) digunakan oleh Tuhan, ada yang taat kepada perintah Allah, dengan penuh kesadaran bahwa ia sedang dilibatkan dalam penggenapan rencana Allah. Apakah manusia sadar atau tidak, Allah terus bekerja dengan rencana-Nya. Allah itu Mahakuasa, Ia sanggup melakukan apa yang telah Ia janjikan! Allah itu mengendalikan segala sesuatu, Ia mengarahkan dan mengorkestrasi segala sesuatu kepada tujuan-Nya.

Di hadapan Allah yang demikian, bagaimanakah saya harus hidup? Tidak ada pilihan lain kecuali: percaya/beriman kepada-Nya dan mentaati kehendak-Nya. Trust Him and obey Him. Kepercayaan dan ketaatan itu diwujudkan dalam: (1) menyediakan diri untuk terus mencari kehendak-Nya; (2) menyerahkan/mendoakan semua keadaan yang sedang dihadapi kepada-Nya; (3) menundukkan diri dan mentaati kehendak-Nya.

Views: 10

This entry was posted in Matius, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *