Ritual dan Disiplin Rohani

Kolose 2:11-23

Jemaat sudah disunat di dalam Kristus–bukan dengan sunat fisik seperti dalam Yudaisme, tetapi dengan kematian dari hidup lama dan kebangkitan ke dalam hidup yang baru melalui iman kepada Kristus. Karya Tuhan: menghidupkan jemaat bersama Kristus, mengampuni semua dosa jemaat, memakukan semua surat hutang (pelanggaran atas hukum Taurat) dan melucuti semua pemerintah dan penguasa di kayu salib (ayat 11-15).

Jemaat tidak boleh membiarkan diatur dengan aturan-aturan Taurat tentang makanan, minuman, hari raya, hari Sabat–semua ritual itu adalah bayang-bayang yang sudah digenapi oleh Kristus. Juga jangan diatur oleh ajaran untuk hidup asketis (membatasi diri sendiri), untuk menyembah malaikat, mencari pengetahuan rahasia (visi)–orang-orang yang mengajarkan itu adalah orang yang sudah melepaskan diri dari tubuh Kristus (ayat 16-19).

Jemaat sudah mati terhadap aturan-aturan dunia ini, karena itu seharusnya tidak lagi tunduk kepadanya; yaitu aturan-aturan yang melarang untuk menyentuh ini atau mengkonsumsi itu–semua tauran-aturan itu kelihatannya berhikmat karena melakukan ibadah buatan sendiri seperti merendahkan diri dan menyiksa diri. Tapi semuanya itu sebenarnya palsu dan tidak ada gunanya selain memuaskan hidup duniawi–bukan hidup yang dikehendaki oleh Tuhan (ayat 20-23).

Orang percaya telah diterima oleh Allah di dalam Kristus, melalui iman mereka kepada Kristus. Bukan karena memiliki pengetahuan mistik yang rahasia (mistisisme), karena melakukan Taurat (legalisme), menjalani aturan atau laku badaniah (asketisme)–tetapi karena penebusan Kristus di kayu salib. Semua laku itu tidak bisa membawa orang kepada Tuhan.

Pertanyaan: apakah orang percaya sama sekali tidak perlu untuk mengenal misteri Allah, hidup dalam aturan-aturan tertentu, dan melakukan disiplin rohani? Tidak perlu kalau tujuannya untuk menerima keselamatan dan penerimaan Tuhan–karena itu adalah kasih karunia Allah di dalam Kristus. Tidak perlu kalau tujuannya untuk mendaki tingkat-tingkat atau status spiritualitas tertentu.

Tetapi dapat dilakukan, apabila perlu, dalam rangka (1) mengenal Allah semakin intim, untuk memehami dan mengenal betapa besar kekayaan rohani yang disediakan Allah bagi orang percaya–mengenal Kristus; (2) membangun karakter semakin serupa Kristus, karena membangun karakter itu memerlukan disiplin-disiplin tertentu, memerlukan ketaatan-ketaatan kepada kehendakNya sesuai firmanNya–memancarkan Kristus; dan (3) melengkapi diri agar dapat melayani orang lain dengan lebih baik–melakukan pekerjaan Kristus.

Views: 7

This entry was posted in Kolose, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *