Berakar Ke bawah, Dibangun Ke Atas

Kolose 2:1-10

Paulus mengungkapkan betapa ia berjuang bagi jemaat Kolose dan jemaat-jemaat di Laodikea–sekalipun ia belum bertemu secara pribadi. Tujuan perjuangan Paulus adalah agar jemaat dikuatkan hatinya dan disatukan dalam kasih, sehingga dapat mengerti secara penuh rahasia Allah, yaitu Kristus–yang di dalamNya tersimpan semua harta karun hikmat dan pengetahuan. Supaya tidak ada satupun yang bisa menyesatkan jemaat dengan argumen mereka yang meyakinkan (ayat 1-5).

Nasihat Paulus kepada jemaat Kolose: (1) Setelah jemaat menerima Kristus, jemaat terus hidup di dalam Dia: berakar dan dibangun di dalam Kristus, diperkuat di dalam iman sesuai yang telah diajarkan, dan melimpah dengan syukur (ayat 6-7); (2) Memastikan supaya tidak ada satupun yang memikat jemaat dengan filsafat/ajaran yang kosong dan menyesatkan yang berdasar pada tradisi dan prinsip-prinsip duniawi, tetapi bukan berdasar pada Kristus.
Kebenaran Allah: di dalam Kristuslah semua Keilahian itu hidup secara jasmaniah, dan jemaat sudah menerima kepenuhan di dalam Kristus yang adalah Kepala atas segala kuasa dan kekuasaan (ayat 8-10)

Semua Keilahian Allah dimanifestasikan di dalam Diri Tuhan Yesus–Tuhan Yesus adalah satu-satunya representasi Allah secara jasmani. Tuhan Yesus adalah Allah sepenuhnya dan Manusia sepenuhnya. Tidak ada yang lain, tidak perlu yang lain. Orang percaya hanya memerlukan Kristus: beriman kepadaNya dan bertumbuh di dalam Dia.

Christ alone holds the answers to the true meaning of life because he is life. Christ is the unique source of knowledge and power for the Christian life.” (Life Application Study Bible). Di dalam Kristus orang percaya mendapat pengetahuan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Only in Christ, only by Christ. Segala sesuatu dipahami dari perpektif Kristus, segala sesuatu dijalani berdasar perspektif Kristus dengan kuasa Kristus.

Penerapan:: (1) Bersyukur oleh karena anugerah Allah saya sudah mengenal dan beriman kepada Kristus. Bersyukur untuk kehidupan di dalam Kristus yang telah saya terima. Hidup saya tidak sia-sia, hidup saya ada di “tempat” yang benar; (2) Merenungkan semua gagasan/pemikiran yang muncul di dalam atau datang dari luar menggunakan perspektif hidup dan pengajaran Kristus–mendoakan, memohon pertolongan Roh Kudus untuk mengajar dan mengingatkan saya kepada kebenaran Kristus; (3) Berdoa agar semua kebenaran hasil renungan akan firman Tuhan dalam saat teduh, PA, maupun mendengarkan/membaca pengajaran itu menjadi filter yang tertanam di dalam cara berpikir dan cara pandang saya akan segala sesuatu.

Views: 7

This entry was posted in Kolose, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *