Ia Tahu Isi Hatimu

Matius 22:15-22

Orang Farisi dan orang Herodian mengajukan pertanyaan bukan untuk mencari kebenaran, tetapi untuk menjebak Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengetahui maksud mereka, dan menyebut mereka sebagai orang munafik. Salah satu indikator kemunafikan: bertanya tetapi sebenarnya tidak untuk mencari kebenaran–tetapi ada maksud-maksud yang lain: maksud-maksud yang egois untuk menguntungkan diri sendiri atau merugikan orang lain.

Dan kepada orang munafik, Tuhan memperlakukan mereka sebagai orang munafik–menelanjangi kepalsuan mereka, memberikan jawaban yang mempermalukan mereka. “Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.” (2 Samuel 22:26-27)

Tuhan melihat hati, mata-Nya menerobos ke dalam lubuk hati yang paling dalam. Datang kepada Tuhan dengan ketulusan dan kejujuran–sebab Ia tidak bisa dikelabuhi, Ia tidak bisa disilaukan dengan penampilan, tak ada yang tersembunyi dari padaNya. Datanglah kepada Tuhan dengan kejujuran, dengan apa adanya, tanpa bermain peran, tanpa pencitraan–tapi dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh bahwa Ia tahu siapa kita yang sebenarnya: “Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.” (Mazmur 103:14).

Views: 7

This entry was posted in Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *