Yohanes 18:1-11
Selesai berdoa, Tuhan Yesus dan murid-murid menyeberang Lembah Kidron untuk pergi ke taman/kebun zaitun–tempat yang sering dikunjungi-Nya bersama murid-murid. Yudas datang ke tempat itu membawa sepasukan prajurit dan penjaga Bait Allah. Ini penangkapan resmi dari Pengadilan Agama Yahudi.
Ketaatan Tuhan Yesus. Tahu apa yang akan menimpa Diri-Nya, Tuhan Yesus maju ke depan bertanya siapa yang mereka cari. Ketika Tuhan Yesus berkata “Akulah Dia”, pasukan itu mundur dan jatuh ke tanah. Ada kuasa dan wibawa Illahi yang terpancar dari diri Tuhan Yesus yang membuat mereka jatuh. Tuhan Yesus bisa ditangkap bukan karena Ia tidak memiliki kuasa atau kekuatan untuk melawan, tetapi karena Ia menyerahkan diri tunduk kepada kehendak Bapa-Nya.
Kasih Tuhan Yesus. Ia melindungi murid-murid, dengan meminta pasukan itu hanya menangkap Diri-Nya dan membiarkan murid-murid pergi. Tetapi, Simon bertindak dengan inisiatif sendiri untuk menyerang salah satu penangkap.
Pengkhianatan Yudas. Yudas memakai informasi/pengetahuan yang dimilikinya tentang Tuhan Yesus untuk menyerahkan-Nya kepada para pemimpin agama. Pengenalan Yudas tentang siapa Tuhan Yesus, kebiasaan-Nya, dan tempat yang sering dikunjungi-Nya, digunakan untuk berkhianat dan menyerang.
Ketidaktahuan Simon. Simon tidak mengerti bahwa Tuhan Yesus sedang mentaati kehendak Bapa-Nya. Simon spontan berreaksi dan bertindak menyerang orang yang akan menangkap Gurunya. Ini reaksi yang sangat manusiawi–tetapi salah dalam pandangan Tuhan, karena reaksi itu tidak berdasar pada kehendak dan rencana Tuhan, melainkan dari pemikiran/kehendak Simon sendiri.
Dengarkanlah Tuhanmu. Bukan dengan cara dan inisatifmu–Tuhan punya cara dan rencana sendiri. Jangan mengandalkan rencanamu, tetapi carilah rencana Tuhan. Berusahalah mengerti rencana dan kehendak Tuhan. Rencana dan inisatifmu mungkin bisa diterima secara manusia, tetapi belum tentu sesuai dengan rencana Tuhan Allahmu.
Views: 8