Tuhan yang Tak Terbatas

Yohanes 5:1-13

Tuhan itu penuh belas kasihan, sehingga kadang Ia berinisiatif untuk menolong, sekalipun tidak diminta. Tuhan itu Mahakuasa. Tuhan itu Mahakuasa, Tuhan itu Mahabesar, Tuhan itu tak terbatas! Tuhan bekerja dengan cara-Nya, Tuhan tidak harus mengikuti pemikiran atau metode yang diyakini oleh manusia.

Yesus kembali ke Yerusalem untuk mengikuti Perayaan Yahudi. Di dekat Gerbang Domba, ada kolam bernama Bethesda. Banyak orang cacat (buta, timpang, lumpuh) berbaring di sana. Menunggu saat malaikat mengguncang air kolam, sebab siapa yang paling dulu masuk ke kolam akan sembuh dari sakit apapun yang dideritanya.

Salah satu yang di sana adalah seorang yang cacat selama 38 tahun. Orang itu belum mengenal Yesus. Ketika Yesus melihat orang itu, Yesus bertanya apakah ia mau sembuh. Orang itu menjawab: ia mau sembuh, tapi tidak ada orang yang membantunya untuk masuk ke dalam kolam ketika airnya berguncang, ia selalu didahului oleh orang lain. Betapa sedihnya orang itu: kesempatan untuk sembuh ada di depan mata–tetapi ia tidak pernah bisa mendapatkannya!

Yesus berkata kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” (Yoh. 5:8). Saat itu juga orang itu sembuh, ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Sementara itu, Yesus sudah pergi ke tengah benayak orang. Karena saat itu Hari Sabat, maka orang itu ditegur orang Yahudi. Ia menjawab: Orang yang menyembuhkanku menyuruhnya untk melakukan hal itu.

Yesus menyembuhkan orang itu bukan karena diminta. Orang itu tidak kenal Yesus, dan pasti ia juga belum percaya kepada Yesus. Tetapi Yesus berinisatif untuk menyembuhkannya. Mengapa? Karena hati-Nya penuh dengan belas kasihan. Yesus menemui orang itu, memberikan perhatian kepadanya, memahami keinginannya untuk sembuh, dan melihat rasa frustasi di dalam hatinya.

Orang itu hanya tahu satu cara atau alternatif untuk sembuh. Dan ia bertahun-tahun menanti-nantikan saat di mana cara itu bisa dialaminya. Ia mengandalkan cara itu, ia mengharap ada orang menolongnya. Tetapi, Tuhan mengatasi masalahnya tidak dengan cara yang dipikirkannya. Tuhan bisa menolong memecahkan masalah dengan cara-Nya sendiri, tidak harus mengikuti cara yang dipikirkan oleh manusia.

Views: 8

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Yohanes. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *