Iman Untuk Memberitakan Janji Tuhan

Yohanes 1:19-34

Yohanes digerakkan Roh Tuhan untuk mulai membaptis orang agar siap menerima kedatangan Mesias. Yohanes sendiri belum pernah bertemu dengan Mesias. Tetapi Yohanes taat kepada perintah Tuhan untuk memberitakan bahwa Mesias sudah akan datang! Iman seseorang diuji untuk percaya akan panggilan Tuhan kepada dirinya. Iman seseorang semakin diuji ketika ia harus mengatakan janji/panggilan Tuhan itu kepada orang lain! Iman itu berani untuk ambil resiko, untuk taat kepada Tuhan walau belum ada bukti.

Yohanes Pembaptis memberitakan baptisan untuk pertobatan dan pengampunan dosa di daerah Yordan (Luk 3:1-3). Banyak orang datang untuk dibaptis, sehingga datang Imam-imam dan orang Lewi untuk menanyakan siapa dia sebenarnya. Setelah sekian ratus tahun tidak ada nabi di Israel, kemunculan Yohanes tentu saja menimbulkan pertanyaan besar. Yohanes dengan tegas mengaku bahwa ia bukan Mesias, tetapi ia adalah suara yang berseru untuk menyiapkan umat Tuhan bagi kedatangan Mesias.

Ketika orang Farisi mempertanyakan baptisan yang dilakukannya, sebab pada masa itu, ulama Yahudi hanya membaptis orang asing yang mau menjadi pemeluk agama Yahudi. Sementara Yohanes justru membaptis orang-prang Yahudi. Yohanes menjawab bahwa ia hanya membaptis dengan air, tetapi akan datang Seseorang yang jauh lebih besar dan mulia daripada Yohanes. Dan Orang itu berdiri di antara orang banyak, tetapi tidak ada yang mengenal Dia. Yohanes sudah melihat Yesus di antara orang banyak.

Keesokan harinya, Yesus mendatangi Yohanes (untuk dibaptis). Mula-mula Yohanes menolak, karena merasa bahwa seharusnya Yesus yang membaptis dirinya. Tetapi Yesus menyatakan bahwa itu untuk menggenapi kehendak Bapa (Mat 3:13-25). Yohanes mengenali Yesus dan menyatakan bahwa inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Yohanes melihat Roh Allah turun dan tinggal di dalam Yesus dalam wujud burung merpati–dan itu yang membuat Yohanes bisa mengenal bahwa Yesus adalah Mesias.

Yohanes Pembabtis mestinya sudah tahu bahwa Yesus adalah Mesias–karena ia memiliki hubungan keluarga, dan mestinya ayah dan ibunya sudah pernah menceritakan tentang peristiwa-peristiwa menjelang kelahirannya. Bahkan ketika masih dalam kandungan, Yohanes “melompat kegirangan” saat Maria datang mengunjungi Elisabet, ibunya. Lalu, mengapa Yohanes mengatakan bahwa ia sendiri tidak mengenal Mesias?

Sudah 30 tahun berlalu. Ketika Yohanes tumbuh dewasa, ia mengasingkan diri ke padang gurun, untuk menyiapkan diri menerima panggilan Tuhan. Sementara itu, Yesus tumbuh sebagai anak Yusuf dan Maria di Nasaret. Kemungkinan besar mereka belum pernah bertemu dan tidak pernah ada kontak. Jadi wajar kalau Yohanes tidak mengenal Yesus–baru setelah Tuhan memberi tanda kepada Yohanes (Yoh 1:33), ia bisa mengenal bahwa Yesus-lah Mesias yang diberitakannya.

Ada kemungkinan Yohanes melayani selama 6 bulan, baru kemudian ia membaptis Yesus, dan mengerti bahwa Yesus adalah Mesias. Betapa sukacita hati Yohanes, ketika melihat penggenapan janji Tuhan tentang Mesias, ketika mengalami penggenapan panggilan pelayanannya sendiri, ketika sungguh-sungguh melihat bahwa Mesias benar-benar sudah datang!

Views: 10

This entry was posted in Perjanjian Baru, Refleksi, Yohanes. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *