Tuhan Menyelesaikan Masalah Umat-Nya

Bilangan 27:1-23

Tuhan menjawab persoalan praktis yang dihadapi umat-Nya. Tuhan memberi penyelesaian atas kasus yang dihadapi anak-anak perempuan Zelafehad mengenai tanah warisan mereka. Tuhan memberi penyelesaian masalah kepemimpinan Israel dengan menunjuk Yosua untuk diangkat sebagai pemimpin bersama Musa. Ketika umat Tuhan datang kepada Tuhan dengan masalah mereka, Tuhan akan memberikan penyelesaian. Tuhan tidak hanya akan menyatakan kehendak-Nya untuk hal-hal rohani, tetapi Tuhan menyatakan kehendak-Nya untuk masalah kehidupan yang praktis.

Dalam kasus tanah warisan anak-anak perempuan Zelafehad, Musa tidak langsung mengambil keputusan berdasar ketetapan yang sudah ada, melainkan menyampaikan perkara itu ke hadapan Tuhan. Tuhan menjawab pertanyaan Musa dan membuat ketetapan mengenai warisan bagi orang Israel. Dua sikap yang sama ditunjukkan oleh anak-anak perempuan Zelafehad dan Musa: tidak langsung menyimpulkan atau menyerah dengan kondisi yang ada, tetapi datang kepada Tuhan untuk menyampaikan perkara mereka. Dan Tuhan menjawab masalah mereka.

Tuhan memerintahkan Musa untuk naik ke gunung Abarim dan memandang negeri yang diberikan Tuhan kepada Israel, kemudian Musa akan kembali kepada Tuhan, karena Musa tidak diijinkan untuk masuk tanah perjanjian itu. Musa melihat bahwa Israel memerlukan pemimpin, dan meminta kepada Tuhan agar mengangkat seorang pemimpin untuk menggembalakan Israel. Musa melihat, tanpa pemimpin, Israel akan sesat seperti domba tanpa gembala.

Tuhan menjawab permintaan Musa. Tuhan menunjuk Yosua, seorang yang penuh roh, untuk menjadi pemimpin Israel. Musa harus menumpangkan tangan atas Yosua dan melantik Yosua di hadapan Imam Besar dan di hadapan seluruh umat Israel. Yosua harus diberi sebagian otoritas Musa supaya umat Tuhan mendengarkan dia. Dalam mengambil keputusan, Yosua harus berdiri di depan Imam Besar untuk menanyakan kehendak Tuhan melalui Urim.

Tuhan peduli dengan masalah yang dihadapai oleh umat-Nya. Tuhan akan memberikan petunjuk dan pimpinan untuk memecahkan masalah, untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan umat-Nya. Yang perlu dilakukan oleh umat Tuhan adalah: datang kepada Tuhan, membawa masalah atau perkara yang mereka miliki, dan meminta Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Sepertinya sederhana–seharusnya sederhana.

Tetapi dalam prakteknya, tidak selalu umat Tuhan itu bertanya kepada Tuhan tentang masalahnya. Mereka mungkin tidak percaya/yakin bahwa Tuhan akan menolong. Atau menilai persoalannya itu tidak ada hubungannya dengan Tuhan. Atau merasa bisa menjawab sendiri, berdasar pengalaman mereka atau kemampuan mereka. Musa sudah berpengalaman puluhan tahun dan punya relasi istimewa dengan Tuhan; tetapi Musa tetap membawa perkara uamt Tuhan di hadapan Tuhan. Yosua sudah dilatih puluhan tahun oleh Musa, Yosua punya iman yang kuat kepada Tuhan; tetapi Yosua tetap harus menghadap Imam besar untuk menanyakan kehendak Tuhan.

Saya harus belajar untuk mempercayai Tuhan; percaya bahwa Tuhan berkehendak untuk terlibat di dalam semua masalah atau perkara yang saya hadapi. Saya harus percaya bahwa Tuhan sanggup menolong memberi pemecahan dan jalan keluar. Saya harus ingat bahwa kehendak Tuhanlah yang terjadi, dan bukan kehendak manusia; masa saya harus mencari kehendak-Nya. Saya harus ingat bahwa saya tidak boleh mengandalkan kemampuan dan pengalaman saya, tetapi saya harus bergantung kepada Tuhan.

Views: 7

This entry was posted in Bilangan, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *