Tuhan Tidak Bisa Dikondisikan

Kisah Para Rasul 19:8-20

Selama 3 bulan, Paulus berusaha meyakinkan dan mempersuasi orang Yahudi di sinagog. Tapi beberapa orang mengeraskan hati dan menjelekkan Jalan Tuhan di depan umum. Maka, Paulus meninggalkan sinagog, dan mengajar mereka yang mau percaya di sekolah milik Tiranus setiap hari. Tuhan juga menyatakan tanda-tanda ajaib melalui Paulus: penyembuhan, kelepasan dari roh jahat. Hal ini berlangsung selama 2 tahun.

Ada 7 orang tukang jampi keliling (anak Skewa, imam kepala Yahudi), yang mempraktekkan pengusiran setan dengan memakai nama Tuhan Yesus dan Paulus: “Aku menyumpahi kamu dalam nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus” (ayat 13). Mereka malah diserang oleh orang yang kerasukan roh jahat, sehingga mereka sampai luka-luka, dan melarikan diri dalam keadaan telanjang.

Keadaan itu membuat orang menjadi gentar dan membuat nama Yesus menjadi makin terkenal. Banyak yang percaya dan bertobat di muka umum. Banyak yang pernah mempraktekkan sihir mengumpulkan kitab-kitab sihir yang sangat mahal dan membakarnya di depan umum. Hal ini membuat firmanTuhan makin tersiar dan makin banyak orang yang mengalami kuasanya.

Orang tidak bisa memalsukan kuasa Tuhan. Orang tidak bisa memanipulasi kuasa Tuhan. Paulus mendemonstrasikan kuasa Tuhan karena memang Tuhan memberikan kuasa itu kepadanya, dan Tuhan berkehendak agar melalui Paulus kuasa-Nya dinyatakan: “Oleh Paulus, Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa” (ayat 11). Allah yang mengadakan, Allah yang bekerja. Paulus hanya saluran, Paulus hanya agen.

Orang tidak bisa “memaksa” atau “mengkondisikan” agar Tuhan bekerja melalui dirinya. Tuhan yang berinisiatif, Tuhan yang mengendalikan, Tuhan yang memilih cara dan melalui siapa Ia menyatakan kuasa-Nya.

Saya mengakui bahwa saya mencoba “mengkondisikan” Tuhan agar menyatakan kuasa-Nya melalui diri saya. Saya mnyadari sekarang bahwa itu sikap yang salah. Seharusnya saya dengan rendah hati datang kepada Tuhan, mengakui kedaulatan-Nya untuk bekerja. Seharusnya fokus saya adalah agar Tuhan bekerja, terserah dengan cara atau melalui siapa–tidak harus melalui saya. Yang terpenting kuasa-Nya dinyatakan, dan orang mengalami Tuhan secara nyata.

Views: 7

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *