Rendah Hati untuk Belajar

Kisah Para Rasul 18:23-28

Tuhan membangkitkan Apolos: seorang Yahudi yang fasih bicara dan sangat mahir dalam soal Kitab Suci. Ia bersemangat mengajarkan doktrin yang benar tetapi tidak lengkap. Apolos belum tahu tentang kematian dan kebangkitan Kristus, ia juga tidak tahu tentang turunnya Roh Kudus. Tuhan harus memperlengkapi di dengan pengajaran yang lebih tepat/lengkap.

Semangat, ketulusan, dan keberanian untuk memberitakan firman Tuhan adalah hal yang sangat berharga. Tetapi, Tuhan menghendaki agar semangat itu dilandasi dengan pengertian/pengetahuan yang benar dan lengkap tentang pengajaran yang disampaikan. Dalam hal ini, Tuhan menyediakan orang lain yang lebih tahu/berpengalaman untuk melengkapi umat-Nya.

Apolos, sekalipun ia seorang terpelajar dari Aleksandria, sekalipun ia sudah sangat mahir dalam hal Kitab Suci; sekalipun ia seorang yang sangat pandai berbicara, namun ia rendah hati, bersedia untuk diajar dan diarahkan oleh “orang awam” seperti Priskila dan Akwila. Dan kalau melihat urutan penyebutan nama, agaknya Priskila yang lebih dominan dalam menolong Apolos.

Kerendahan hati untuk belajar: (1) bersedia mendengar perkara yang memang belum/tidak diketahui; (2) bersedia mendengarkan siapapun yang dipakai Tuhan untuk mengajar. Di sisi lain, Tuhan bisa memakai “orang awam” untuk mengajar para profesional. Jangan takut/minder untuk menyatakan kebenaran kepada mereka yang profesional/terdidik/terlatih, selama memang itu adalah kebenaran yang mereka belum tahu.

Views: 7

This entry was posted in Kisah Para Rasul, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *