Category Archives: Saat Teduh

Peringatan agar Tidak Cepat Berkomentar dan Marah

Yakobus 1:19-27 erintah untuk umat jemaat: setiap orang hendaklah cepat untuk mendenger, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah (orge: wrath, anger as a state of mind, desire with grief–suasana hati yang murka/marah). Sebab amarah atua murka manusia … Continue reading

Posted in Perjanjian Baru, Saat Teduh, Yakobus | Leave a comment

Perjuangan Melawan Pencobaan

Yakobus 1:13-18 etika seorang menjadi anak Allah, saat itulah peperangan baru dimulai. Ketika ia masih dalam dosa, tidak ada pergumulan, sebab ia adalah hamba dosa, ada di bawah kuasa dosa. Sehingga seudah sewajarnya ia berbuat dosa. Tetapi, ketika ia menjadi … Continue reading

Posted in Perjanjian Baru, Saat Teduh, Yakobus | Leave a comment

Bertahan Dalam Ujian dan Kesukaran

Yakobus 1:1-12 espons alamiah dan manusiawi seseorang yang mengalami kesulitan atau kesesakan adalah: mengeluh, meratap, protes, bersungut-sungut, dan marah. Tetapi, bagi orang percaya, respons yang dikehendaki adalah: menjalani pencobaan itu dengan hati yang “gembira”–berserah, menjalaninya dengan tidak bersungut-sungut atau mengeluh … Continue reading

Posted in Perjanjian Baru, Saat Teduh, Yakobus | Leave a comment

Menantikan Kedatangan Hari TUHAN

Maleakhi 4:1-6 eringatan terakhir dari TUHAN bagi umat-Nya–karena setelah ini tidak ada nabi yang diutus TUHAN untuk berbicara selama sekitar 400 tahun, sampai Yohanes Pembaptis–yang diibaratkan sebagai nabi Elia (ayat 5)–datang untuk mempersiapkan jalan bagi hari TUHAN yang besra dan … Continue reading

Posted in Maleakhi, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment

Jangan Lelah Hidup Takut akan TUHAN

Maleakhi 3:13-18 antangan yang dihadapi orang yang berjuang untuk hidup takut pada TUHAN adalah: ketika melihat orang2 fasik hidup bahagia, bahkan ketika mereka sengaja “menguji” TUHAN dgn kejahatan mereka, mereka sepertinya lepas dari hukuman–tidak mengalami konsekuensi yang buruk. Orang jadi … Continue reading

Posted in Maleakhi, Perjanjian Lama, Saat Teduh | Leave a comment