Cara Pandang Duniawi

Kejadian 27:41-28:9

Esau berusaha keras untuk menyenangkan hati ayahnya, bersaing dengan adiknya untuk mendapat berkat. Perbuatan Esau dilakukan karena melihat Yakub taat dan diberkati ayahnya. Mengikuti perbuatan ketaatan orang lain yang diberkati; tetapi agaknya didorong oleh motivasi ingin diberkati dan diterima; bukan karena kasih dan ketundukan yang sebenarnya.

Kelak, ketika Esau kembali bertemu Yakub,; Esau sudah melupakan semua dendam dan sakit hatinya kepada Yakub. Karena ia sendiri hidup kecukupan bahkan melimpah dengan kekayaan. Mungkin, di dalam hati Esau ada pikiran bahwa: hak kesulunagn dan berkat Illahi itu tidak terlalu memberi dampak. Karena nyata ia tetap hidup dalma kelimpahan.

Apakah ini menunjukkan bahwa Esau memang contoh orang yang mengukur segala sasuatu dari keduniawian/kedagingan. Yang bernilai adalah hal-hal material: sop kacang merah, kekayaan. Dan tidak memandang berharga perkara-perkara rohani? Sehingga ketika ia berusaha taat pada ayahnyapun didasari pada cara pandang itu. Apa yang nampak di mata, apa yang materiil–bukan apa yang tidak kelihatan, yang rohani.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *