Saksi yang Tidak Efektif

Kejadian 19:1-38

Lot juga memiliki keramahan kepada orang asing. Ketika melihat ada 2 orang asing mendekati gerbang kota, ia langsung menemui mereka, menundukkan muka sebagai penghormatan, dan mendesak mereka untuk bermalam di rumahnya. Lot menerima mereka di rumah dan mengadakan jamuan makan untuk mereka. Ada sifat baik yang dimiliki Lot: mau menerima orang asing di rumahnya dan memberikan perlindungan kepada mereka. Kemungkinan besar, Lot menduga bahwa mereka adalah utusan Tuhan.

Lot berusaha melindungi tamu-tamunya dari kejahatan orang Sodom. Bahkan sampai menawarkan 2 anak perempuannya kepada mereka. Tapi gagal. Orang-orang Sodom justru mengancam Lot dan keluarganya, serta berusaha mendobrak pintu. Begitu jahatnya orang-orang Sodom, sampai mereka melakukan hal itu. Sudah tidak punya belas kasihan, hati mereka penuh dikuasai hawa nafsu dan kekerrasan/kekejaman.

Lot ditolong oleh kedua utusan Tuhan. Ia ditarik ke dalam rumah, dan orang-orang Sodom dibuat buta, sehingga tidak bisa menemukan pintu rumah Lot. Kemudian utusan Tuhan memerintahkan Lot untuk mengajak kerabat/kenalannya mengungsi dari kota, karena Tuhan akan memusnahkan kota itu.

Lot berusaha membujuk 2 calon menantunya, tetapi ia tidak dipercaya. Mereka mengira bahwa Lot hanya bergurau saja. Lot tidak disegani oleh penduduk kota. Lot tidak dipercaya atau tidak dianggap serius oleh calon menantunya sendiri. Bagaimana gaya hidup Lot selama ini? Apakah memang dia tidak memiliki wibawa sehingga orang lain tidak segan/mempercayainya?

Kedua utusan Tuhan menyuruh Lot untuk bergegas meninggalkan kota karenna Tuhan akan memusnahkan kota itu. Lot menawar agar tidak mengungsi ke gunung, tapi mengungsi ke kota Zoar. Begitu Lot sampai ke Zoar, Tuhan menurunkan api dan belerang dari langit ke atas Sodom dan Gomora. kedua kota seisinya dan seluruh lembah itu dihancurkan oleh Tuhan. Istri Lot menengok ke belakang, dan ia menjadi tugu garam.

Abraham bangun pagi-pagi dan berdiri di tempat di mana kemarin Tuhan berbicara tentang dengannya tentang Sodom dan Gomora. Abraham melihat ke arah dua kota itu dan melihat kehancuran. Tuhan mengingat Abraham, dan karena itu Tuhan menyelamatkan Lot. Lot selamat karena hidup Abraham.

Kisah Lot berakhir dengan peristiwa yang menyedihkan. Kedua anaknya membuatnya mabuk, dan kemudian dalam kemabukan itu kedua anaknya berhubungan dengan Lot sampai mereka hamil. Anak-anak yang nantinya dilahirkan akan menjadi bangsa Moab dan Amon–keduanya nanti menjadi musuh bangsa Israel.

Lot adalah orang benar. Ia orang percaya yang berusaha hidup benar di tengah masyarakat yang sangat jahat. Ia menderita di tengah-tengah bangsa yang jahat itu (2 Pet 2:7). Lot juga bukan merupakan saksi yang efektif, karena orang-orang sekitarnya, bahkan keluarganya sendiri tidak memiliki rasa hormat dan kepercayaan kepadanya.

Hidup benar atau hidup kudus secara pribadi saja ternyata tidak cukup. Orang percaya harus berjuang untuk bertumbuh agar tidak hanya mengejar kekudusan pribadi, tetapi agar bisa menjadi berkat bagi orang lain.

Views: 7

This entry was posted in Kejadian, Perjanjian Lama, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *