2 Tesalonika 1:5-10
Cara memandang penderitaan dari kacamata keadilan Tuhan disampaikan oleh Paulus kepada jemaat di Tesalonika untuk memberikan dorongan dan kekuatan kepada mereka. Ketekunan di dalam penderitaan menjadi bukti iman yang sejati, mendemonstrasikan kesungguhan dan kualitas iman seseorang, menunjukkan identitas seseorang sebagai orang percaya.
Melalui penderitaan yang dialami orang percaya, Tuhan menyatakan keadilannya. Keadilan Tuhan diperlihatkan pada kehendak-Nya mengijinkan orang percaya mengalami ujian iman melalui penderitaan. Sebab bagaimana iman seseorang bisa dinyatakan kemurniannya kalau tidak melalui proses ujian? Sekalipun keselamatan itu anugerah Allah, sudah adil apabila anugerah Allah itu juga diuji–agar terbukti kebenarannya (ayat 5).
Keadilan Tuhan juga dinyatakan ketika Ia membalas semua orang telah membuat orang percaya menderita, dan memberikan kelegaan kepada orang percaya dari segala penderitaan mereka ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya. Pada waktu itu, ketika sudah terbukti bahwa berita keselamatan itu benar, Tuhan menjatuhkan pembalasan kepada mereka yang tidak percaya/taat kepada berita keselamatan Kristus (ayat 6-8).
Keadilan Tuhan dinyatakan ketika pada penghakiman terakhir itu orang-orang yang tidak percaya kepadaNya dijatuhi hukum berupa kebinasaan kekal, dipisahkan dari hadiran Tuhan dan dari kemuliaan kuasaNya; sementara orang-orang yang percaya akan menikmati kemuliaan Tuhan yuang dinyatakan pada hari itu: orang-orang percaya akan melihat dan mengagumi Tuhan dalam segala kemuliaanNya (ayat 9-10).
Penderitaan itu kadang bukan masalah pencobaan untuk melakukan dosa atau kejahatan. Penderitaan orang percaya bisa berbentuk: menanggung pencobaan berupa tawaran atau dorongan keinginan–yang tidak berupa kejahatan; untuk membuktikan iman yang menghasilkan pengendalian diri, iman yang lebih mencintai Tuhan ketimbang keinginan sendiri.
Selama hidup di dunia ini, akan selalu ada pergumulan dengan penderitaan di dalam segala bentuknya. Tidak akan pernah ada kelepasan 100%, itu baru kan terjadi nanti ketika Tuhan Yesus telah datang untuk kedua kali: “And we believers also groan, even though we have the Holy Spirit within us as a foretaste of future glory, for we long for our bodies to be released from sin and suffering. We, too, wait with eager hope for the day when God will give us our full rights as His adopted children, including the new bodies He has promised us.” (Rom. 8:23 – NLT)
Penerapan:
Berdoa memohon agar Tuhan memberi saya cara pandang yang benar atas penderitaan/pergumulan/pencobaan, dan memberi saya daya tahan untuk menanggungnya.
Views: 0