Zakharia 1:7-17
Penglihatan pertama dari TUHAN untuk Zakharia: seorang (malaikat) menunggang kuda merah, dan di belakangnya ada kuda-kuda berwarna merah, merah jambu, dan putih. Ketika Zakharia menanyakan apa fenomena itu, seorang malaikat menjelaskan kepadanya bahwa itu adalah utusan yang TUHAN perintahkan untuk berpatroli mengelilingi bumi. Kemudian para utusan TUHAN itu berkata mereka sudah berpatroli mengelilingi bumi untuk memeriksa keadaannya dan melaporkan bahwa semuanya tenteram dan damai (ayat 7-11).
Maka, berkatalah malaikat TUHAN: “Ya TUHAN semesta alam, berapa lama lagi Engkau tidak menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda yang telah tujuh puluh tahun lamanya Kaumurkai itu?” (ayat 12). Ia menanyakan, sementara semua bangsa-bangsa di seluruh muka bumi ini hidup damai dan tenang, kapan TUHAN akan kembali menyayangi Yerusalem dan kota-kota Yehuda–seolah “menggungat” TUHAN yang memurkai umat-Nya, sementara membiarkan bangsa lain hidup tenteram.
TUHAN berkata kepada malaikat itu dengan kata-kata yang ramah dan menghiburkan (ayat 13)–Zhakaria tidak menangkap apa yang dikatakan oleh TUHAN kepada malaikatnya. Tetapi kemudian, malaikat itu yang menyatakan isi perkataan TUHAN kepadanya. Perkataan yang bukan hanya perkataan biasa, tetapi sebuah proklamasi atau pengumuman, karena dimulai dengan frasa “Serukanlah ini” dan dilandasi denga otoritas yang terbesar, dengan kalimat: “Beginilah firman TUHAN semesta alam” (ayat 14).
Pertama, TUHAN sangat sayang/passionate kepada umat-Nya, tapi sangat murka kepada bangsa-bangsa yang merasa aman damai–karena mereka menunggangi kemurkaan TUHAN kepada umat-Nya–Ia hanya sedikit murka, tetapi bangsa-bangsa itu telah bertindak berlebihan atas umat-Nya, mereka menambahkan kejahatan atas umaty-Nya melewati batas hukuman yang TUHAN kehendaki atas umat-Nya (ayat 14-15). Sekalipun TUHAN memakai orang untuk menghukum umat-Nya, tetapi akanmembalas mereka yang kejam dan bertindak melwewati batas.
Kedua, TUHAN kembali lagi kepada umat-Nya dengan kasih sayang. Rumah TUHAN akan didirikan di Yerusalem dan tali pengukur akan direntangkan lagi di atas Yerusalem (ayat 16). TUHAN akan memulihkan umat-Nya, tidak hanya Bait-Nya akan didirikan kembali, tetapi kota Yerusalem sendiri juga akan dibangun. Tapi yang terpenting, TUHAN akan kembali bersemayam di antara umat-Nya. Pembuangan adalah simbol di mana TUHAN “meninggalkan” umat-Nya, maka sekarang hadirat TUHAN akan kembali menyertai dan berada di antara umat-Nya.
Ketiga, tidak hanya Yerusalem, tetapi kota-kota lain di Yehuda akan dibangun kembali. Dan kota-kota itu akan berlimpah-limpah dengan kebajikan (prosperity: kebaikan, kemurahan, kemakmuran). TUHAN akan kembali memberkati umat-Nya dengan begitu besar, sampai mereka tidak mampu menahan berkat itu, sehingga akan melimpah/meluap keluar dan tersebar ke mana-mana (ayat 17).
Kelima, TUHAN akan kembali menghibur Sion dan kembali memilih Yerusalem (ayat 17). Pembuangan sebagai bentuk hukuman karena murka TUHAN kepada umat-Nya–menimbulkan kesedihan, aib, dan kesesakan besar. Tetapi sekarang, TUHAN akan menghibur umat-Nya. Kata yang dipakai adalah naham yang ada nuasna penyesalan–seolah TUHAN akan menunjukkan “penyesalan” atau simpati kepada semua penderitaan yang telah ditanggung umat-Nya.
Pembuangan juga manifestasi dari murka TUHAN yang tidak lagi memilih umat-Nya sebagai alat untuk mengerjakan kehendak-Nya di bumi ini–supaya seluruh bangsa mendapatkan berkat. Janji TUHAN adalah: Ia akan kembali memilih umat-Nya. Pemulihan tidak hanya pada hidup rohani/ibadah, kondisi fisik/berkat, tetapi sampai kepada panggilan-Nya bagi umat TUHAN.
Penerapan:
(1) Memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya, sebab Tuhan sudah berkenan untuk menyelesaikan murka-Nya dan akan memulihkan hidup saya–tidak hanya hidup ibadah saya, tidak hanya berkat lahiriah bahkan sampai melimpah, tetapi juga panggilan bagi saya untuk melakukan pekerjaan-Nya.
(2) Tekun menunggu penggenapan janji Tuhan, dan mendengarkan baik-baik dan mentaati apa yang dikehendaki Tuhan untuk saya lakukan.
Views: 11