Rut 3:7-15
Kualitas seseorang bukan ditentukan oleh penampilan fisik, kekayaan, kekuasaan, atau posisinya di tengah masyarakat, melainkan oleh kekuatan karakternya. Karakter yang kuat dari seseorang meliputi: integritas, kesetiaan, ketekunan, dan sikap yang menghormati dan berbelas kasihan kepada orang lain. Dalam relasi dengan Tuhan, karakter kuat justru terlihat pada kepasrahan dan penudukan di bawah otoritas dan kehendak Tuhan.
Panen merupakan masa yang menggembirakan. Agaknya penen waktu itu begitu melimpah–setelah masa kelaparan sebelumnya, sehingga Boas bergembira bersama para pekerjanya (ayat 7). Dengan suasana hati yang gembira itu Boas berbaring tidur di ujung timbunan jelai–terpisah dari pekerja-pekerjanya, dan diam-diam Rut mendekat, menyingkapkan selimut dari kaki Boas, dan berbaring di situ. Begitu hati-hatinya Rut melakukan petunjuk Naomi.
Tengah malam, Boas terbangun dalam kegelapan, ia tidak bisa melihat sekitarnya, sehingga hanya meraba-raba, dan menemukan ada perempuan duduk berbaring di sebelah kakinya (ayat 8). Boas tidak mengenali Rut, karena gelap. Ketika Boas menanyainya, Rut menjawab: “Aku Rut, hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah seorang kaum yang wajib menebus kami.” (ayat 9). Naomi tidak menyuruh Rut melakukan apa-apa, tapi menunggu dan mendengarkan petunjuk Boas saja (ayat 4). Tetapi Rut berinisatif–menunjukkan ia memahami apa arti tindakannya itu: pertama, memohon agar diperistri oleh Boaz; kedua, dengan demikian Boas menebus Naomi dan dirinya.
Jawaban Boas sangat menarik: Pertama, ia memuji Rut karena sekalipun bisa, Rut tidak mengejar-ngejar orang-orang muda; ini menunjukkan Rut bukan perempuan yang orientasinya kepada fisik dan kesenangan. Dan itu konsisten dengan image Rut di tengah penduduk Yerusalem, bahwa ia adalah seorang perempuan baik-baik (ayat 11). Nilai perempuan bukan pada fisiknya, atau hal-hal lahiriah lainnya, tetapi kepada wataknya–kata yang dipakai “hayil” yang berarti kuat; Rut adalah perempuan yang kuat dalam wataknya: kesetiaan, ketekunan, dan kesuciannya.
Kedua, Boas memberitahu bahwa ada kerabat lain yang lebih berhak, sehingga ia tidak bisa langsung menebus Rut, sekalipun Rut sudah datang untuk memohon kepadanya. Boas tidak mau melanggar hak orang lain, ia ingin melakukan semuanya secara proper sesuai dengan aturan/adat yang berlaku. Dan itu berarti ada kemungkinan orang lain yang akan menebus Rut–ini akan mengecewakan Rut dan Boas, tetapi TUHAN yang akan mengatur semuanya (ayat 12-13).
Boas menunjukkan karakternya yang kuat. Ia seorang yang kaya, terpandang, dan berpengaruh di Betlehem–kalau mau, ia bisa menggunakan pengarunya untuk melakukan apa yang diinginkannya. Dan Rut datang sendiri untuk memohon penebusan darinya–tidak pergi kepada orang lain, menunjukkan bahwa Boas yang diinginkan. Sekalipun demikian Boas tidak meu menggunakan situasi itu untuk mengikuti kemauannya; ia tetap mau mengerjakan mengikuti aturan yang ada–ini bentuk penundukkan diri kepada TUHAN dan pengakuan akan otoritas TUHAN; bukan kemauannya, tetapi kehendak TUHAN yang akan menentukan.
Boas juga menunjukkan kemurahan kepada Rut dalam tiga tindakan: Pertama, ia berjanji akan mengurus semuanya, dan berkomitmen/jaminan–demi TUHAN yang hidup bahwa ia pasti akan menebus Rut bila kerabat lain tidak bersedia menebusnya. Kedua, ia mengijinkan Rut tetap tidur di pengirikan itu dan tidak menyuruhnya pulang di tengah malam. Ketiga, Boas melindungi identitas dan kehormatan Rut supaya tidak diketahui bahwa dia datang ke tempat pengirikan . Keempat, ia memberikan enam takar jelai (sekitar 30 kg) supaya dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk mertuanya (ayat 14-15).
Penerapan:
Terus belajar untuk mempercayai Tuhan, tidak memaksakan kemauan dengan memakai cara sendiri yang melanggar aturan/ketentuan, tetapi berani mempercayakan semuanya kepada Tuhan.
Views: 45