Suara Manusia Diklaim sebagai Suara TUHAN

Hakim-hakim 18:1-12

Salah satu bentuk tipuan spiritual adalah: mengklaim mendengar suara TUHAN, dan kemudian mengatakan itu sebagai pernyataan yang dari TUHAN kepada orang lain, padahal orang itu tidak punya otoritas (pentahbisan) yang benar dari TUHAN dan tidak melalui proses pencarian suara TUHAN. Hanya memakai prinsip normatif yang umum, tetapi tidak spesifik–yang semua orangpun bisa mengucapkannya. Tapi diklaim sebagai suara/rhema dari TUHAN. Dan model penyesatan ini disukai oleh orang-orang yang gullible/naif, yang tidak kritis, yang gampang dibujuk/dipengaruhi–asal cocok dengan apa yang ingin didengar.

Suku Dan sedang mencari wilayah untuk menetap, sebab mereka belum mendapatkan bagian milik pusaka di tanah perjanjian (ayat 1). Sebenarnya TUHAN sudah menetapkan bagian untuk suku Dan melalui Yosua (Yos. 19:40-48), tetapi suku Dan jumlahnya sangat besar, sehingga mereka mencari wilayah lain. Dalam Yosua 19:47 mereka merebut wilayah Lesem yang letaknya jauh di ujung utara wilayah bangsa Israel; itulah Lais yang dikisahkan dalam bagian Alkitab ini.

Suku Dan mengirim 5 pengintai untuk menjelajahi negeri Kanaan, mencari lokasi bagi suku mereka. Ketika sampai di pegunungan Efraim, mereka bermalam di rumah Mikha. Mereka bertemu dan berkenalan dengan anak muda Lewi yang menjadi imam di kuil rumah Mikha; dan mereka tahu bahwa anak muda ini diangkat jadi imam dan digaji oleh Mikha (ayat 2-4).

Mengetahui bahwa ia adalah seorang imam–walau tidak jelas prosesnya kok bisa menjadi imam, hanya tahu bahwa ini imam bayaran–kelima pengintai itu minta agar anak muda Lewi itu menanyakan kepada Allah tentang keberhasilan misi mereka (ayat 5). Imam itu–tanpa ada catatan bahwa ia mencari/menanyakan kepada TUHAN–langsung memberi jawaban yang normatif dan umum: “Pergilah dengan selamat. Perjalanan yang kamu tempuh itu dipandang baik oleh TUHAN.” (ayat 6).

Dan, sepertinya peryataan imam itu benar. Karena para pengintai itu menemukan Lais, sebuah kota yang tenteram dan kaya, dan terisolasi karena penduduknya tidak bergaul dengan siapapun juga (ayat 7). Mereka kembali kepada sukunya, melaporkan temuan itu, dan berangkatlah 600 orang Dan dengan senjata lengkap ke sana. Mereka maju dan berkemah di Kiryat Yearim di wilayah Yehuda (ayat 8-12).

Kisah ini menggambarkan tindakan manipulasi spiritual. Orang Lewi itu sebenarnya tidak punya otoritas apapun untuk menjadi juru bicara TUHAN. Pentahbisannya tidak sesuai hukum TUHAN (dia bukan keturunan Harun, dan yang mentahbiskan adalah Mikha–orang biasa); ia bukan imam TUHAn tapi menjadi imam berhala di kuil Mikha; ia menjadi imam karena dibayar/digaji, bukan karena panggilan TUHAN, dan tidak ada indikasi ia seorang yang saleh, yang mencari wajah TUHAN.

Kalau “pernyataan” atau “nubuat” yang diucapkannya dengan mengatasnamakan TUHAN itu kemudian kelihatannya terbukti, itu tidak berarti bahwa perkataannya berasaldari TUHAN. Keberhasilan suku Dan karena memang TUHAN sudah menetapkan agar semua suku Israel memperoleh wilayah di negeri Kanaan; itu penyataan yang umum, yang semua orang bisa mengatakan: “TUHAN akan membuat perjalananmu berhasil”–karena itu janji umum untuk semua suku Israel.

Ini dipraktekkan para motivator atau ulama palsu: mengatakan prinsip-prinsip umum kehidupan–yang memang merupakan hukum TUHAN–seolah-olah sebagai nubuat/rhema yang spesifik dari TUHAN. Isinya selalu positif–untuk menyenangkan hati orang, karena itu yang ingin didengar oleh orang. Paulus mengingatkan Timotius: “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.” (2 Tim. 4:3-4). Imamnya mencari keuntungan dan pengaruh, umatnya ingin memuaskan telinga–maka jadilah kemerosotan spiritual itu.

Penerapan:
(1) Mengakui bahwa pernah melakukan dosa penyesatan ini. Berbicara seolah-olah menyatakan nubuat Tuhan, tapi sebenarnya hanya mengatakan apa yang ada di pikiran, apa yang baik, prinsip umum–tapi sebenanya itu bukan pernyataan nubuat atau rhema dari Tuhan.
(2) Memohon kemurahan Tuhan agar diberi kemampuan utnuk membedakan suara Tuhan dari suara-suara yang lain–termasuk pikiran atau keinginan saya sendiri, supaya benar-benar bisa menangkap perkataan yang keluar dari mulut Tuhan.

Views: 16

This entry was posted in Hakim-hakim, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *