Lukas 20:27-40
Orang Saduki adalah kelompok yang memiliki pengaruh besar, mereka adalah kelompok yang melakukan pemeliharaan Bait Allah–para imam berasal dari kelompok ini. Berarti mereka adalah kelompok yang terdampak dari tindakan Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah. Mereka berasal dari kelompok sosial ekonomi tinggi, Dalam hal doktrin, orang Saduki lebih liberal dan sekuler ketimbang Farisi. Orang Saduki tidak percaya kepada hal-hal supranatural, misalnya malaikat dan kebangkitan orang mati di akhir zaman.
Tuhan Yesus setiap hari hadir di Bait Allah–wilayah “kekuasaan” kelompok Saduki–mengajar dan memberitakan Injil kepada orang banyak. Dalam satu kesempatan, orang-orang Saduki datang kepada Tuhan Yesus menanyakan tentang kebangkitan orang mati. Mereka merasa pintar, mereka merasa punya argumen yang kuat untuk menolak kebenaran itu. Mereka mengajukan pertanyaan hipotesis: kalau ada perempuan yang menikah 7 kali–sesuai hukum Musa–karena suaminya mati, pada masa kebangkitan, status pernikahannya bagaimana? (ayat 27-33).
Tuhan Yesus memulai jawaban-Nya dengan meruntuhkan premis dasar mereka: “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.” (Mar. 12:24). Argumen yang mereka susun tidak berlaku, sebab argumen itu berasald dari pengertia/premis yang salah tentang pernikahan, tentang roh manusia, tentang kehidupan dalam Sorga, dan tentang kuasa Allah. Argumen yang kelihatannya kuat, apabila premis/keyakinan/asumsi dasarnya salah, maka akan menghasilkan kesesatan.
Tuhan Yesus menjelaskan beberapa poin: (1) di “dunia lain” yaitu Sorga, kehidupan tidak seperti di bumi ini, tetapi manusia dibangkitkan lagi dalam hidup yang baru yang tidak bisa mati–berbeda dengan tubuh jasmani, dan mereka akan hidup seperti malaikat–tidak ada lagi relasi perikahan (ayat 34-36); (2) dalam Kitab Suci, TUHAN disebut sebagai Allah Abaraham, Ishakm, dan Yakub–menggunakan present tense, artinya masih atau sedang menjadi Allah para leluhur, padahal para leluhur itu sudah mati–artinya, sekalipun tubuh manusia sudah mati, tetapi manusia masih tetap hidup (ayat 37-38).
Beberapa Ahli Taurat yang selama ini selalu berdebat dengan orang Saduki mengenai doktrin ini, mendengar jawaban Tuhan Yesus, dan memuji: “Guru, jawab-Mu itu tepat sekali.” (ayat 39). Sejak itu, tidak ada lagi orang yang berani mengajukan pertanyaan untuk menguji Tuhan Yesus (ayat 40). Mereka melihat bahwa pengetahuan dan hikmat Tuhan Yesus lebih unggul, Ia bisa menjawab pertanyaan yang paling sulit, bisa menghindar dari jebakan/jerat manusia. Sehingga, kalaunanti Tuhan Yesus berhasil mereka tangkap dan bunuh–bukan karena Ia terbukti bersalah.
Penerapan:
Meminta Tuhan menumbuhkan pengajaran dan keyakinan yang benar–sesuai firman Tuhan–di dalam diri saya, sehingga cara berpikir dan argumen saya tidak sesat.
Views: 43