Darah Perjanjian Tuhan

Markus 14:22-26

Setelah Yudas pergi (Yohanes 13:30), Yesus dan murid-murid melanjutkan makan Paskah mereka. Dalam tradisi Yahudi tentang makan Paskah itu, tuan rumah akan menjelaskan apa maknanya bagi umat Tuhan. Yaitu, bagaimana TUHAN membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir dengan demonstrasi tangan-Nya yang kuat. Semua komponen makan Paskah memiliki makna untuk memperingati karya penyelamatan Tuhan atas umat Israel. Malam itu, Yesus memberikan makna sebenarnya dari Paskah.

Yesus mengambil roti (arton: roti tak beragi yang bentuknya pipih), mengucapkan berkat, memecah-mecahkannya (menyobek-nyobek) dan memberikannya kepada murid-murid-Nya. Dalam tradisi Paskah, roti tapa ragi (untuk orang miskin) bermakna perbudakan Israel dan kebebasan darinya. Yesus menyatakan bahwa roti itu adalah tubuh-Nya–Yesus, Sang Roti Hidup, yang menjadi sumber kehidupan. Siapa yang memakan (percaya dan menerima) Roti Dari Sorga, ia akan memperoleh hidup kekal (Yohanes 6:33-35).

Kemudian, Yesus mengambil cawan anggur, mengucap syukur, dan memberikan kepada murid-murid untuk meminumnya. Dalam tradisi Paskah, minuman anggur merupakan simbol sukacita karena pembebasan Tuhan. Yesus menyatakan bahwa: anggur itu adalah darah-Nya, darah perjanjian (Tuhan dan manusia), yang ditumpahkan bagi manusia untuk penebusan dosa mereka–Yesus mengkaitkan Paskah dengan ritual penumpahan darah di Mezbah Suci sebagai ikatan perjanjian (covenant) antara TUHAN dengan umat-Nya (Keluaran 24:6-8).

Ada dua kata Yunani yang biasa digunakan untuk menyebur perjanjian: syntheke dan diatheke. Syntheke adalah pejanjian yang dibuat oleh dua pihak untuk menyepakati sesuatu, sehingga keduanya ada pada level yang sama/setara. Salah satu bisa membatalkan perjanjian itu. Sedangkan kata yang dipakai oleh Yesus adalah diatheke, yaitu perjanjian yang sifatnya sepihak–diinisiasi oleh satu pihak saja, dan pihak lain tidak bisa mengubahnya. Mirip seperti surat wasiat warisan, yang dibuat oleh satu pihak dan tidak bisa diubah oleh pihak lain diikat dalam surat wasiat tersebut.

Perjanjian Tuhan di dalam Kristus adalah perjanjian satu pihak! Tuhan, melalui karya penebusan Yesus di atas kayu salib, mengikat perjanjian dengan setiap orang yang percaya kepada Yesus. Perjanjian itu diinisasi oleh Tuhan, dan orang hanya bisa menerimanya dan menikmati semua warisanan itu, tanpa harus melakukan apa-apa. Perjanjian itu tidak bisa dibatalkan oleh manusia–hanya Tuhan yang bisa membatalkannya, dan Tuhan tidak akan membatalkan perjanjian-Nya! “Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” (Yohanes 10:28-29).

Markus mencatat perkataan Yesus bahwa, sesungguhnya (menunjukkan keseriusan dan kebenaran perkataan Yesus yang harus diperhatian) Ia tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai kelak di Kerajaan Allah, di mana Ia akan minum anggur yang baru (ayat 25). Kalimat ini menyatakan bahwa ini adalah makan Paskah yang terakhir bagi-Nya, karena sebentar lagi Ia akan ditangkap dan dibunuh. Tetapi, juga terkandung janji bahwa pada waktunya nanti, Ia akan kembali makan perjamuan bersama dengan umat-Nya di dalam Kerajaan Allah yang kekal.

Penerapan:
Bersyukur kepada Tuhan sebab di dalam Yesus Tuhan sudah mengikat perjanjian sepihak (waris) dengan saya. Tuhan memilih untuk menyelamatkan saya, dan keselamatan yang diberikan-Nya itu dijamin dengan perjanjian yang kekal, di mana darah Yesus yang ditumpahkan di Golgota merupakan darah perjanjian Tuhan dengan saya.

Views: 9

This entry was posted in Markus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *