Tujuan Kematian Kristus

Ibadah Jumat Agung – Gereja Kristen Kalam Kudus Surakarta

Apa tujuan kematian Kristus di kayu salib? Apakah supaya manusia lepas dari segala kesusahan dan penderitaan di dunia? Apakah supaya manusia meraih hidup yang sejahtera? “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39). “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:42).

Yang digumulkan Tuhan Yesus adalah: cawan murka Allah. Karya keselamatan Tuhan Yesus adalah: membebaskan manusia dari cawan murka Allah. Sementara manusia fokus kepada mencari pembebasan dari penderitaan dunia: dari kekurangan, sakit, dan persoalan; serta meraih kesejahteraan hidup: sehat, berkecukupan, tanpa masalah. Sama sekali tidak peduli tentang cawan murka Allah. Fokus karya keselamatan adalah: memulihkan relasi manusia dengan Tuhan, supaya manusia yang berada di bawah murka itu didamaikan dengan Tuhan–dan itu hanya bisa dilakukan dengan kematian Tuhan Yesus di kayu salib.

Terlalu mudah bagi Tuhan untuk menyelesaikan persoalan atau penderitaan atau kebutuhan manusia di dunia ini–lihat saja berbagai mujizat yang dilakukan-Nya. Tetapi bukan itu yang paling penting. Sekalipun semua penderitaan dan masalah manusia diselesaikan sampai tuntas oleh Tuhan, tetapi itu tidak membuat murka Allah berlalu! Tanpa pekerjaan Kristus, manusia bisa hidup sehat, aman, berkecukupan–bahkan kaya raya, menikmati semua kebahagiaan di dunia dan lepas dari segala masalah dan pernderitaan, tetapi tetap berada di bawah murka Allah!

Pujilah Tuhan! Pujilah Tuhan! Sebab Ia telah membebaskanmu dari murka Allah. Pujilah Tuhan! Pujilah Tuhan! Sebab Ia telah mendamaikanmu dengan Tuhan. Berhentilah mengeluh dengan keadaan yang ada. Berhentilah menggugat Tuhan ketika keadaan tidak “baik”.Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” (2 Korintus 12:9). Lihatlah: kasih karunia Tuhan sudah diberikan kepadamu–tanpa syarat. Itu sudah cukup. Seharusnya itu sudah cukup.

Kalau kemudian hidupmu “baik”, maka itu adalah semata-mata kemurahan Tuhan–Tuhan tidak harus/ wajib membuat hidupmu “baik”, sebab kasih karunia-Nya sudah diberikan kepadamu, dan itu sudah cukup! Apakah kamu masih akan menuntut ini-itu, dan menjadi marah ketika tuntutanmu tidak terjadi? Apakah kamu masih akan mengeluh ketika kondisi tidak seperti yang kamu inginkan? Bersyukurlah senantiasa kepada Tuhan, apapun keadaanmu, apapun situasimu! Karena Tuhan sudah menyelamatkan nyawamu dari cawan murka Allah. Ingatlah: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Matius 16:26).

Tujuan hidupmu bukan untuk lepas dari penderitaan dan mencapai kesejahteraan. Karena Tuhan tidak pernah punya tujuan itu bagi hidupmu! Tujuan Tuhan menyelamatkanmu dalam Kristus adalah: “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10). Bersaksilah bersama Rasul Paulus: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” (Filipi 1:21-22)

Views: 10

This entry was posted in Homili, Matius, Perjanjian Baru. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *